REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama, Suryadharma Ali, menegaskan kerusuhan yang terjadi di Sampang, Madura, Ahad (26/8) kemarin, tidak ada kaitannya dengan konflik agama. Menag menegaskan kerusuhan tersebut murni karena masalah keluarga.
SDA menjelaskan ketika meninjau ke tempat kejadian perkara, Menag menyimpulkan kerusuhan tersebut tidak ada kaitannya dengan konflik aliran antara pengikut Syiah dan Sunni. "Tajul Muluk dan Ustaz Rois itu adalah kakak beradik. Kemudian ada masalah di antara mereka. Lalu, akhirnya pengikut-pengikut mereka ikut tersulut," papar SDA di Jakarta, Selasa (28/8).
Menag berpendapat upaya terpenting dalam penyelesaian kasus ini adalah pemulihan keamanan. "Bagaimana kita bisa memulihkan kembali keamanan disana," sebut SDA.
Peran media, kata SDA, sangat penting untuk memulihkan keamanan di Sampang. Menurut Menag hal tersebut perlu dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Menag yang juga menjabat Ketua Umum PPP itu berharap kedua pihak lebih mengedepankan dialog dalam penyelesain masalah. "Dialog internal agama harus terus ditingkatkan untuk meminimalisir potensi konflik tersebut," pungkas mantan Menteri Koperasi dan UKM itu.
Dikabarkan sebelumnya, bentrokan antara kelompok Syiah dan antisyiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, sekitar pukul 11.00 WIB, Ahad, (26/8) kemarin. Insiden tersebut menewaskan dua orang, lima orang luka dan empat di antara korban luka dalam kondisi kritis. Korban tewas diketahui bernama Hamama (40) dan adiknya yang bernama Thohir (35). Kedua korban merupakan warga penganut Syiah.