REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Muzadi, meminta kekerasan yang ditimbulkan dari perbedaan pemikiran harus dihentikan. Dia meyakini para ulama harus ikut serta mengembalikan kepercayaan antarumat di Indonesia.
"Kekerasan ini telah merenggut jiwa dan harta benda serta terjadinya kekejaman berupa pembakaran tempat tinggal. Tidak ada ajaran Islam yang mengajarkan hal sedemikian. Perang pun dalam Islam hanya kalau kita diperangi, tidak boleh agresi sepihak," terang Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace) ini, Selasa (28/8).
Hasyim yang juga menjabat sebagai Sekjen ICIS (International Conference for Islamic Scholars) ini tidak mau menyalahkan pihak-pihak yang berkonflik. Justru dia mendesak agar pemerintah daerah membangun kembali rumah-rumah yang musnah serta menjaga keamanan semestinya sebagai hak warga negara Indonesia. Sedangkan yang bersalah tetap harus berhadapan dengan hukum.
"Untuk para ulama atau pemuka masyarakat Sampang dan Jatim, hendaknya kembali sebenar-benarnya ke tatacara ukhuwah Islamiyah, karena ideologi tidak bisa hilang dengan kekerasan, tapi dengan dakwah dan hikmah," harap Kiai Hasyim.
Dia juga berpesan untuk kelompok syiah hendaknya dapat menjaga diri. Supaya jangan menghujat sekte lain yang berada dalam posisi mayoritas dalam masyarakat secara terbuka. Misalnya, menghujat sahabat-sahabat Rasulullah selain Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Lantaran hal itu akan memicu konflik lebih panjang lagi.
Selanjutnya, imbuh Kiai Hasyim, umat Islam harus mewaspadai unsur adu domba yang bisa saja datang dari kalangan Islam sendiri. Begitu pula rongrongan dari luar Islam yang Islamophobia dan atheistis, serta kelompok yang senang akan adanya pertikaian dan kekerasan di kalangan umat.