REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bermunculannya aliran sesat di sejumlah wilayah Indonesdia belakangan ini, Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, hal itu disebabkan lantaran kekosongan dakwah di banyak daerah.
"Dari sisi Kemenag (kementerian agama) kami lihat ada kekosongan dakwah di banyak tempat. Ada ajaran baru masuk, lalu ajaran itu diterima begitu saja," katanya di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kekosongan dakwah tersebut tidak bisa diisi oleh organisasi-orgasasi keagamaan. Hal ini karena kurangnya sumber daya manusia dan sumber dana yang terbatas dalam berdakwah.
"Oleh karena itu, untuk masa yang akan datang, dakwah ini harus ditingkatkan, supaya masyarakat yang memerlukan info tentang agama mendapatkan informasi yang benar," katanya.
Ia menambahkan, saat ini kemenang tengah merumuskan langkah-langkah terbaik guna menanggulangi bermunculannya berbagai aliran sesat. "Peraturan yang harus dibuat sebagai rambu-rambu yang bisa kita pedomani untuk melakukan tindakan-tindakan," katanya.
Sementara itu, terkait dengan konflik di Sampang, Madura, ia menegaskan, tidak ada konflik antara NU dan Syiah.
Menurut dia, yang terjadi adalah konflik keluarga antara kakak beradik Tajul Muluk dan Rohis yang masing-masing memiliki pengikut. Untuk itu, guna menyelesaikan konflik tersebut harus dibangun dialog keluarga agar diselesaikan.
"Tetap akan diupayakan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama untuk membangun dialog dari kedua pengikut kakak - beradik ini, sehingga bisa dibangun rekonsiliasi, kalau kakak beradik ini bisa rekonsiliasi, pengikutnya bisa benar," katanya.