REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Seorang pembelot terkemuka Suriah yang tinggal di Paris mengundurkan diri Selasa (29/8) dari koalisi oposisi utama negara itu. Ia menganggap kelompok itu gagal melindungi penduduk dari "pembunuhan yang kejam."
"Proyek itu tidak mencapai tujuannya, tidak memperoleh kredibilitas yang diperlukan, dan juga tidak mempertahankan tingkat kepercayaan yang seharusnya diperoleh dari rakyat Suriah ketika dibentuk," kata kepala hubungan luar negeri Dewan Nasional Suriah (SNC) Bassama Qodmani dalam satu pernyataan.
Anggota pendiri SNC dan anggota komite eksekutif, Qodmani berjanji dia akan terus bekerja dari luar koalisi itu. "Saya akan mencurahkan waktu saya untuk membantu usaha kemanusiaan bagi rakyat Suriah, dan saya akan kembali pada profesi saya sebagai seorang periset," kata Qodmany kepada AFP melalui telepon.
"Bukan saatnya untuk berbicara tentang perbedaan-perbedaan, tetapi tentu ada ketidak ksepakatan dengan sejumlah anggota dewan itu," katanya, menuduh dewan itu "memainkan satu peran yang sangat individualistik."
"SNC tidak bekerja dengan baik dengan kelompok-kelompok oposisi lain," tambah Qodmany.
SNC dibentuk setahun lalu sebagai satu koalisi para pembangkang dari seluruh kelompok politik,menghimpun para aktivis independen serta Ikhwanul Muslimin,para warga Suriah dipengasingan sejak tindakan keras ayah Bashar al-Assad, Hafez al-Assad tahun 1980-an.
Tidak sepeti banyak kelompok oposisi lainnya, SNC memiliki hubungan kuat dengan pemberontak Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dan dengan sjumlah pemerintah Barat. SNC menyerukan pengunduran diri Presiden Bashar dan sering mendesak intervensi internasional dalam krisis Suriah, kendatipun Dewan Keamanan PBB tetap mengalami jalan buntuuk menyangkut hal ini.
SNC memiliki anggota-anggota dari luar negeri dan dalam negeri, kendatipun sebagian besar para aktivis di dalam negeri bekerja tanpa nama.