REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia meminta Indonesia menyelediki pembunuhan Mako Tabuni, seorang pemimpin kemerdekaan Papua. Seperti dilansir AFP Asian Edition, Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, mengatakan pejabat senior Australia menekan Indonesia terkait kematian Tabuni pada bulan Juni lalu.
Tabuni diduga dibunuh oleh kelompok anti-ekstremis Indonesia. Pendukung Tabuni mengatakan kepada media Australia bahwa pemimpin mereka tersebut dibunuh oleh seorang petugas berpakaian Detasemen Khusus 88, satuan khusus kepolisian yang dibentuk setelah bom Bali tahun 2002 yang sebagian dilatih dan didanai Australia.
Carr mengatakan polisi Australia telah menjalin kerja sama dengan polisi Indonesia. Namun ia menegaskan tidak mengerahkan pasukan anti-terorisme, karena terdapat keterbatasan pemerintah Australia untuk mengawasi kegiatan pasukan tersebut. Ia juga tidak bisa memastikan apakah Detasemen 88 terlibat dalam kematian Tabuni.
Meskipun demikian sejumlah perwakilan pemerintah Australia di Jakarta telah meminta adanya penyeledikan penuh dan terbuka terkait penembakan tersebut. "Saya kira cara terbaik untuk mengklarifikasi situasi itu adalah dengan jalan penyelidikan," kata Carr kepada ABC Television.
"Saya pikir hal itu adalah urusan (pemerintah) Indonesia pada khususnya dan untuk kepentingan catatan hak asasi mereka (Indonesia) di provinsi Papua," tambah Carr. Dia juga mengungkapkan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa telah menanggapi masalah tersebut.