REPUBLIKA.CO.ID, CENGKARENG -- Satu orang tewas dan dua orang lainnya mengalami luka berat akibat terkena peluru nyasar, saat bentrokan di lahan kosong samping Taman Palem Lestari, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (28/8) siang.
Ketiga orang tersebut diketahui terkena tembakan saat polisi melerai bentrokan dua kelompok massa, yang terjadi sekitar 15.00 WIB tersebut. Mereka kemudian dibawa ke RSUD Cengkareng guna mendapat perawatan intensif.
Manajer Pelayanan Medis RSUD Cengkareng, Budiman Wijaya, mengiyakan ketiga korban dirawat di rumah sakit tersebut. Namun ia belum bisa mengonfirmasi nama korban.
"Ya benar, ada korban penembakan yang dirawat," kata dia, Rabu malam.
Ia menjelaskan, satu korban mengalami luka tembak di dada depan sebelah kanan, dan tembus hingga belakang. Kemudian satu lainnya tertembak di kepala. "Kondisinya kritis, dan akhirnya meninggal dunia," ujar Budiman.
Sementara satu korban lainnya belum diketahui tingkat lukanya.
Pihak keluarga meminta agar korban luka tembak dirujuk ke RS Puri Indah. Sedangkan korban tewas dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo untuk di autopsi.
Bentrokan antar dua kelompok terjadi akibat perebutan lahan kosong seluas 2,1 hektar. Kapolres Jakarta Barat, Kombes Pol Suntana, mengatakan akibat keributan itu, sebanyak enam orang ditangkap dan diamankan di Polsek Cengkareng.
Suntana menjelaskan, kejadian berawal saat lahan seluas 2,1 hektar tersebut sudah dipercayakan pada dua kelompok. Akan tetapi pagi tadi ada kelompok lain yang mau masuk sehingga terjadi keributan.
"Pada saat kejadian ada sekitar tiga ratus anggota gabungan yang diturunkan dari Polda, Polres Jakarta Barat dan beberapa Polsek di Jakarta Barat. Kelompok lain yang berusaha mengambil lahan dari dua kelompok yang telah akur juga sudah diamankan ada sekitar lima sampai enam orang," ujar Suntana.
Sementara itu, tokoh Pemuda asal Timor Leste, Herkules mengaku datang ke lokasi untuk menenangkan situasi. Menurut Herkules, yang berada di dalam lahan kosong tersebut adalah kelompok dia sementara yang menyerang dari kelompok Kei.
"Yang di dalam lahan itu kelompok saya, lalu tiba-tiba diserang dari kelompok Kei, saya juga tidak tahu kenapa anak-anak saya diserang secara tiba-tiba," ujar Herkules.