REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG - Puluhan warga Syiah korban penyerangan kelompok massa tak dikenal di Sampang, Madura, terancam kelaparan, karena hingga kini belum berhasil dievakuasi.
"Ada sekitar 50 orang pengikut Syiah yang hingga kini masih bersembunyi dan belum berhasil dievakuasi," kata juru bicara relawan kemanusiaan dari Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya, di Sampang, Fatkhul Khoir, Kamis (30/8).
Ia menjelaskan, saat ini tim relawan bersama petugas dari kepolisian terus berupaya melakukan evakuasi korban penyerangan yang masih bersembunyi tersebut dengan cara menanyakan kepada para tetangga yang telah berhasil dievakuasi lebih dahulu melakukan pencarian langsung ke lapangan.
Pendampingan relawan dalam pencarian warga Syiah korban penyerangan kelompok massa anti-Syiah itu dilakukan, karena saat ini mereka tidak mau dievakuasi oleh petugas kepolisian. Warga yang keluar dari tempat persembunyiannya terlebih dahulu menghubungi relawan, baik dari Ahlul Bait Indonesia (ABI) ataupun dari Kontras.
"Kalau tidak ada tim relawan yang menjemput, mereka tidak mau. Makanya, kawan-kawan relawan selalu ada yang ditugaskan menjemput mereka," kata Fatkhul Khoir menjelaskan.
Ketua jamaah Syiah Iklil Almilal mengakui, hingga kini, memang belum semua jemaah Syiah tinggal di penampungan dan hanya sebagian saja yang telah dievakuasi.
Pada aksi penyerangan yang terjadi pada akhir Desember 2011, warga Syiah yang dievakuasi sebanyak 335, sedang yang saat ini berada di gedung olahraga (GOR) Sampang baru 276 orang. Sehingga jumlah warga yang masih belum berhasil dievakuasi yang bersembunyi karena ketakutan mencapai 59 orang.