REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekjen International Conference for Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi menilai pemerintah dan masyarakat Indonesia harus menuntaskan masalah kekerasan di Sampang, Madura secara internal. Intervensi pihak luar dikhawatirkan bakal menambah masalah.
"Upaya perorangan, kelompok, lembaga swadaya yang mau lapor ke HAM PBB bukanlah sikap yang terpuji sekalipun atas nama kemanusiaan. Karena laporan tersebut tidak akan menyelesaikan masalah Sampang (masalah Indonesia), bahkan hanya menambah masalah saja," ungkap Kiai Hasyim, Kamis (30/8).
Sesungguhnya, nilai Presiden World Conference on Religions for Peace ini, meminta orang luar memukul bangsa sendiri sesungguhnya merupakan bentuk kejahatan kerah putih (white collar crime). Akibatnya, dalam jangka panjang akan merusak Indonesia dalam skala multidimensi.
"Seharusnya setiap masalah diselesaikan di kalangan bangsa sendiri dalam semangat Ukhuwah Islamiyah, nasionalisme serta martabat bangsa," pesan Kiai Hasyim.
Secara bijak pengasuh Pesantren Al Hikam Depok ini memaklumi bahwa pemerintah tidaklah sempurna. Namun, kondisi seperti itu tetap tidak bisa dijadikan alasan merusak negara. Karena, imbuhnya, pemerintah hanyalah penjaga negara, belum negara itu sendiri.
"Jadi, kasus Sampang bisa diselesaikan tanpa menambah bahaya baru dengan melapor ke luar negeri," tegasnya.
Kasus Sampang juga dimintanya tidak dibumbui eksploitasi politik. Apalagi kalau eksploitasi tersebut untuk kepentingan asing. Kalau pihak asing senantiasa memanfaatkan setiap titik kesalahan dari bangsa kita, jelas Kiai Hasyim, bisa dimaklumi itu sebagai bagian dari pemahaman historis materialisme kapitalis yang memang sudah melekat.
"Namun kalau hal itu dilakukan oleh sebagian warga bangsa sendiri agar pihak luar negeri ' memukul' negara Indonesia sungguh tidak bisa dimengerti," cetusnya.