Kamis 30 Aug 2012 20:29 WIB

Pembunuhan Ulama Ancam Persatuan Muslim Rusia

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
Ulama Rusia, Said Atsayev, saat memberikan pidato pada Konvensi Rakyat Dagestan, Desember 2010 lalu. Ia terbunuh dalam serangan bom bunuh diri Selasa (28/8/2012) kemarin.
Foto: Reuters
Ulama Rusia, Said Atsayev, saat memberikan pidato pada Konvensi Rakyat Dagestan, Desember 2010 lalu. Ia terbunuh dalam serangan bom bunuh diri Selasa (28/8/2012) kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Aksi pembunuhan terhadap ulama hanya mengancam persatuan Muslim Rusia. Sebab, usaha mempersatukan Muslim Rusia yang beragam belumlah selesai.

Ketua Dewan Ulama Islam Rusia, Ravil Gaynutdin meminta umat Islam Rusia untuk menghargai ikatan persaudaraan sebelum bahaya perpecahan terjadi. Penghargaan itu akan menghidupkan upaya yang dilakukan guna menyatukan Muslim Rusia. "Ancaman itu perpecahan itu sangat nyata," papar dia seperti dikutip alarabiya.net, Kamis (30/8).

Tak hanya mengancam persatuan umat Islam, Ketua Komite Urusan Agama Majelis Rendah Rusia (DUMA), Yaroslav Nilov, menilai aksi pembunuhan yang terjadi belakangan juga mengancam stabilitas negara. "Rusia berada dalam ancaman serangan," komentar dia.

Peringatan juga datang dari Gereja Ortodoks Patriack Kirill. Dalam pernyataan resminya, pihak gereja mengingatkan umat Islam untuk tidak gegabah merespon serangan itu dengan berniat melakukan aksi balasan.

Sebelumnya, seorang perempuan pelaku serangan bom bunuh diri menyamar sebagai jamaah muslim dan membunuh seorang ulama dan sedikitnya lima yang lain di wilayah Muslim Rusia paling rawan konflik, Dagestan. Aksi pembunuhan berturut-turut kian meningkatkan alarm kewaspadaan Kremlin. Strategi untuk merangkul Kaukasus Utara berpopulasi mayoritas muslim dengan mendukung kaum moderat sepertinya mendapat serangan langsung dari para militan dan radikal.

Sang korban, ulama Said Atsayev, 74 ialah pemimpin spiritual sufi populer yang dikenal pula dengan sebutan Sheikh Said Afandi al-Chirkav. Ia terbunuh ketika wanita pelaku memasuki rumahnya menyaru sebagai salah satu murid dan meledakkan sabuk bom yang melilit di pinggangnya, sumber polisi menyebutkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement