REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengancam akan menempuh jalur hukum terhadap mantan anggota NAVY SEAL, penulis buku No Easy Day. Penulis yang menggunakan nama samaran Mark Owen itu dianggap telah membocorkan rahasia dalam penggerebekan yang menewaskan Usamah Bin Laden di Pakistan tahun lalu.
Dalam surat yang dikirimkan kepada Owen, Pentagon menyatakan Owen telah melanggar perjanjian untuk tidak mengungkapkan detail dalam penggerebekan tersebut. Ancaman jalur hukum juga ditujukan bagi semua pihak yang berkontribusi dalam penggarapan buku yang rencananya akan diluncurkan awal September.
"Menurut penilaian Departemen Pertahanan, Anda berada dalam pelanggaran materi terhadap perjanjian tutup mulut yang telah anda tanda tangani. Penyebaran publik lebih lanjut buku Anda akan memperburuk pelanggaran terhadap perjanjian," demikian surat yang ditulis pengacara Pentagon, Jeh Johnson, yang diterima oleh Reuters dan dilansir Daily News, Jumat (31/8).
Dalam buku No Easy Days, Owen mengungkapkan detail kematian Usamah Bin Laden. Ia mengisahkan, Usamah tewas akibat tembakan di bagian kepala sebelum tim SEAL sampai ke tempat persembunyiannya.
Ketika Owen dan timnya sampai di lokasi, Usamah telah berada dalam keadaan tewas dengan seorang perempuan tanpa senjata menangis di sampingnya. Detail ini bertolak belakang dengan versi resmi yang dilansir pemerintah AS.
Sebelumnya, Pentagon mengklaim, jelang kematiannya, Usamah dengan dilengkapi senjata mencoba memberikan perlawanan terhap tim SEAL yang melakukan penggrebekan.