Jumat 31 Aug 2012 16:13 WIB

Kemenparekraf Bantah Terbitkan Izin 7 Eleven

Rep: Agus Raharjo/ Red: Hafidz Muftisany
7 Eleven
Foto: images.businessweek.com
7 Eleven

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengaku tidak pernah menerbitkan izin usaha resto untuk waralaba Seven Eleven (Sevel). Sebab, berdasarkan Undang-undang no. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Kementerian yang dulu bernama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tersebut sudah tidak berwenang menerbitkan izin usaha dalam bentuk apapun.

Menurut Kepala Sub Bidang Publikasi dan Pemberitaan Pusat Komunikasi Publik, Kemenparekraf, Sutaryanto, apa yang disampaikan Sevel pada media terkait izin usaha dari Kemenparekraf adalah kebohongan.

Menurutnya, Kementerian sudah tidak memiliki wewenang untuk menerbitkan izin sejak ada otonomi daerah. Hal itu diperkuat dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No 87/HK.501/MKP/2010 tentang usaha  makanan dan minuman.

"Kita tidak pernah menerbitkan izin usaha apapun sejak UU dan Permen itu ada. Bahkan sejak menjadi Kementerian tahun 2004 lalu," tegas Yanto pada Republika, Jum'at (30/8).

Yanto menambahkan, semua perizinan usaha kepariwisataan berdasarkan Permen tersebut di Pasal 3 ayat 1, sudah dilimpahkan pada pemerintah daerah masing-masing. Yaitu Bupati atau Walikota tempat usaha berdiri. Di pasal dua, disebutkan untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, perizinan ditujukan pada Gubernur. Jadi, tidak benar kalau Sevel mengatakan sudah mengantongi izin resto dari Kemenparekraf.

Yanto menambahkan, pihaknya menuntuk manajemen Sevel untuk meralat pernyataan mereka soal perizinan resto yang menyebut Kemenparekraf sebagai penerbit izin. Menurut Yanto, apa yang disampaikan manajemen Sevel merupakan kebohongan publik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement