Jumat 31 Aug 2012 23:56 WIB

Cegah Kasus Ala Sampang Dinilai Perlu Rekonstruksi Sosial

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
  Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)
Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Pemerintah dinilai  perlu melakukan rekonstruksi sosial, hukum dan politik untuk menghindari konflik sosial seperti yang terjadi di Sampang, Madura, Jawa Timur.

"Jangan sampai terjadi impunitas terhadap pelaku kekerasan. Harus ada penegakan hukum yang jelas, keinginan politik yang kuat dari semua pihak untuk mengokohkan kita adalah bangsa yang beragam namun satu," kata cendikiawan muslim, Azyumardi Azra, di Beijing, Jumat (31/8) malam.

Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah itu, mengemukakan keragaman adalah keniscayaan bagi Indonesia. Karena itu, katanya, diperlukan komitmen kuat serta kepemimpinan yang kuat pula untuk merekonstruksi seluruh elemen baik sosial, politik, dan hukum.

"Secara sosial politik, kita harus sepakat bahwa kita bangsa yang beragam, dijamin kebebasan berpendapat dan beragama sesuai amanat UUD 1945 dan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan secara hukum harus benar-benar ditegakkan. Rasa keadilan harus ditegakkan," ujarnya.