REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kapolres Kabupaten Paniai, Papua, AKPB Anthonius Diantje, Sabtu mengaku kekurangan personel. Kekurangan personel itu terkait pelaksanaan tugas di wilayah tiga kabupaten pemekaran, yakni kabupaten Paniai, kabupaten Deyai dan kabupaten Intan Jaya.
"Kekurangan personel secara bertahap terus dibenahi," kata AKBP Anthonius Diantje, Sabtu.
Dia mengakui bahwa wilayah kerja Polres Paniai, sangat luas dan hal itu perlu perhatian dan kinerja extra dari personelnya yang berada dilapangan. "Kami (Polres Paniai) itu mengcover tiga kabupaten, yakni Paniai, Deyai dan Intan Jaya," katanya.
Terkait pengamanan diwilayah itu, AKBP Dianjte mengatakan katakan pihaknya selalu berpedoman kepada aturan dan arahan pimpinan bagaimana melindungi dan mengayomi warga masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsi Polri.
"Kami komitmen untuk senantiasa mengikuti arahan pimpinan, berikan pelayanan kepada masyarakat dan tentunya tetap waspada," katanya.
Diantje juga mengimbau agar warga masyarakat yang berada diwilayah kerjanya untuk ikut serta membantu aparat keamanan untuk menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan nyaman. "Kami juga mengimbau kepada segenap lapisan masyarakat yang ada di Paniai, Deyai dan Intan Jaya untuk tidak bertindak melawan hukum," katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada Selasa (21/8) sekitar pukul 10.00 WITA, TPN/OPM wilayah Paniai menembak mati Brigadir Polisi Yohan Kasimatau yang saat itu sedang mencuci mobil di ujung landasan lapangan terbang Enarotali.
TPN/OPM berhasil membawa kabur senjata laras panjang milik korban dan melarikan diri menggunakan speedboat yang tak jauh dari lokasi penembakan.
Akibat aksi penembakan tersebut aktivitas warga di Kota Enarotali, kabupaten Paniai sempat dikabarkan mencekam, karena sejumlah pedagang, pemilik kios dan warung makan memilih tutup. "Kini aktivitas warga telah normal kembali," terang Kapolres Paniai, AKBP Anthonius Diantje.