Sabtu 01 Sep 2012 13:29 WIB

Waspadai Bibit Luar, Virus Bule Ancam Petani Cabai

Petani Cabai (ilustrasi)
Foto: informasi-budidaya.blogspot.com
Petani Cabai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO--Petani cabai di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, diimbau untuk tidak menggunakan bibit cabai dari luar wilayah setempat. Langkah itu demi mengantisipasi penyebaran "virus bule" yang menyerang tanaman cabai.

"Kami mengimbau kepada petani untuk tidak menggunakan bibit cabai dari luar Kulon Progo, karena berdasarkan kajian mengandung virus bule. Kami minta, petani untuk menyemaikan bibit cabai secara mandiri, untuk menghindari semakin parahnya penyebaran virus bule di Kulon Progo," kata Penasihat Asosiasi Pasar Tani Karya Manunggal Kulon Progo, Sujarwo di Kulon Progo, Sabtu (1/9)/

Ia mengatakan, pada akhir 2010 serangan virus bule baru mencapai 10 persen dari luasan lahan cabai khususnya di kawasan pesisir, tetapi pada 2012, virus bule telah menyerang hampir 40 persen luasan lahan cabai. Virus tersebut juga dapat menyerang tanaman terung dan jagung.

Saat ini, virus bule banyak menyerang di Kabupaten Purworejo, Magelang, Muntilan dan Temanggung, Jawa Tengah. Empat Kabupaten di Jawa Tengah tersebut merupakan endemi dari penyebaran virus bule.

"Kalau tidak mulai dari sekarang dihentikan penggunaan bibit dari luar, kemungkinan besar pada masa tanam kedua akan terjadi penyebaran virus yang cepat, tentu petani sendiri yang akan rugi," kata Sujarwo.

Menurut Sujarwo, petani lebih memilih instan dalam penyediaan bibit cabai ketimbang harus menyemaikan secara mandiri. Alasannya, petani tidak memiliki waktu untuk menyemaikan. Petani harus menyiram cabai setiap pagi atau sore kemudian memberikan perawatan seperti pemupukan.

"Petani cabai saat ini lebih memilih menjadi petani instan dibandingkan membudidayakan atau mengembangkan secara mandiri. Akibatnya, belakangan ini banyak tanaman cabai yang terserang hama dan petani juga yang dirugikan," kata dia.

Kata dia, virus bule hingga kini belum ditemukan obatnya. Dari Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo juga angkat tangan untuk mengatasi penyebaran virus bule, karena memang tidak ada obatnya.

"Sampai saat ini, belum ditemukan obat virus bule. Pernah, kami minta bantuan dan konsultasi ke Fakultas Pertanian di Universitas Gajah Mada (UGM) tapi hingga kini juga belum ada jawabannya," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement