Sabtu 01 Sep 2012 13:47 WIB

Akan Panggil Kapolri, Komisi III: Polisi Kurang Profesional

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku inspektur upacara memeriksa barisan peserta upacara peringatan HUT Bhayangkara ke-66 di lapangan Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Minggu (1/7).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku inspektur upacara memeriksa barisan peserta upacara peringatan HUT Bhayangkara ke-66 di lapangan Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Minggu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR Didi Irawadi Syamsudin menilai polisi kurang profesional dalam menangani kasus kekerasan yang terjadi baru-baru ini. Ia mengatakan polisi sudah melakukan langkah yang diperlukan tapi kurang konsisten. 

"Kekerasan yang terjadi di Sampang merupakan momentum bagi polisi untuk berkonsolidasi. Dimulai dari sini, kehadiran polisi harus jadi pengaman bagi masyarakat," ujarnya kepada Republika, saat menghadiri diskusi bertema 'Kekerasan dan Komnas HAM' di Warung Daun, Cikini, Sabtu (1/9).

Ia menambahkan kekerasan yang terjadi merupakan cerminan polisi tidak bisa menjamin rasa aman di masyarakat. Didi mendorong kepolisian agar bertindak tegas dan menangkap pelaku kekerasan.

Meski, ia mengakui tidak mudah bagi Badan Intelijen Negara mendeteksi pemicu kekerasan karena wilayah Indonesia yang sangat luas. Ia berpendapat seharusnya intelijen mampu memetakan wilayah mana yang berpotensi konflik. Setiap wilayah mempunyai masalah tersendiri sehingga perlu fokus dan formulasi yang berbeda.

Didi mengatakan evaluasi menyeluruh perlu dilakukan oleh segenap unsur yang terlibat, termasuk kepolisian dan Kementerian Dalam Negeri. Ia menuturkan hasil kunjungan Komisi III ke Sampang akan dijelaskan pada Senin. Komisi II juga berencana memanggil Kapolri pada Senin (3/9).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement