REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR Didi Irawadi Syamsudin menilai polisi kurang profesional dalam menangani kasus kekerasan yang terjadi baru-baru ini. Ia mengatakan polisi sudah melakukan langkah yang diperlukan tapi kurang konsisten.
"Kekerasan yang terjadi di Sampang merupakan momentum bagi polisi untuk berkonsolidasi. Dimulai dari sini, kehadiran polisi harus jadi pengaman bagi masyarakat," ujarnya kepada Republika, saat menghadiri diskusi bertema 'Kekerasan dan Komnas HAM' di Warung Daun, Cikini, Sabtu (1/9).
Ia menambahkan kekerasan yang terjadi merupakan cerminan polisi tidak bisa menjamin rasa aman di masyarakat. Didi mendorong kepolisian agar bertindak tegas dan menangkap pelaku kekerasan.
Meski, ia mengakui tidak mudah bagi Badan Intelijen Negara mendeteksi pemicu kekerasan karena wilayah Indonesia yang sangat luas. Ia berpendapat seharusnya intelijen mampu memetakan wilayah mana yang berpotensi konflik. Setiap wilayah mempunyai masalah tersendiri sehingga perlu fokus dan formulasi yang berbeda.
Didi mengatakan evaluasi menyeluruh perlu dilakukan oleh segenap unsur yang terlibat, termasuk kepolisian dan Kementerian Dalam Negeri. Ia menuturkan hasil kunjungan Komisi III ke Sampang akan dijelaskan pada Senin. Komisi II juga berencana memanggil Kapolri pada Senin (3/9).