Ahad 02 Sep 2012 01:19 WIB

Nasdem: Gemuruh Bukan Gerakan Mobilisasi Massa

Gemuruh Nasdem : (Dari Kiri) Ketua II Gemuruh Nasdem Yosafati Waruwu, Ketua Umum Gemuruh Nasdem Irma Suryani Chan dan Ketua Dewan Pakar Gemuruh Nasdem Sugeng Suparwoto berbicara kepada beberapa rekan media mengenai Deklarasi dan Pelantikan Pengurus Gerakan
Foto: Republika/Prayogi
Gemuruh Nasdem : (Dari Kiri) Ketua II Gemuruh Nasdem Yosafati Waruwu, Ketua Umum Gemuruh Nasdem Irma Suryani Chan dan Ketua Dewan Pakar Gemuruh Nasdem Sugeng Suparwoto berbicara kepada beberapa rekan media mengenai Deklarasi dan Pelantikan Pengurus Gerakan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Nasional Demokrat akan mengukuhkan organisasi sayap Gerakan Massa Buruh (Gemuruh) NasDem, Ahad (2/9) esok. Organisasi yang terdiri dari segenap aktivis buruh, serikat buruh, maupun perorangan ini dibentuk sebagai wujud perjuangan terhadap harkat dan martabat kaum buruh yang sejalan dengan komitmen Partai Nasdem.

Ketua Dewan Pakar Gemuruh NasDem Sugeng Suparwoto, yang juga Wakil Ketua Umum Partai NasDem, mengatakan Gemuruh bukan merupakan gerakan mobilisasi massa.

"Seluruh serikat yang bergabung merupakan kesadaran sendiri. Gemuruh akan mengawal persoalan perburuhan dan ketenagakerjaan, yang saat ini demikian kompleksnya," katanya.

Menurut Sugeng, ada beberapa masalah utama kaum buruh yang akan diperjuangkan Gemuruh, yakni tentang rendahnya tingkat pendidikan buruh, minimalnya perlindungan hukum buruh, upah kurang layak, serta sistem kerja outsourcing.

"Melalui Gemuruh NasDem, buruh dapat menyalurkan peta politiknya, sedangkan bagi parpol, organisasi sayap ini dapat menjadi sumber untuk mengetahui masalah-masalah utama buruh, serta menjadi sumber ide. Karena fungsi partai adalah 'rekuitment' kepemimpinan, mendengarkan dan memperjuangkan aspirasi, dan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat," ujar dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement