REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Komandan pasukan khusus Amerika Serikat menangguhkan pelatihan bagi seluruh rekruit baru Afghanistan sampai tentara Afghanistan diusut kembali bagi hubungannya dengan gerilyawan, kata surat kabar The Washington Post Sabtu, (1/9).
Surat kabar itu memberitakan proses penyelidikan kembali itu akan melibatkan lebih dari 27.000 tentara Afghanistan. Penundaan itu terjadi untuk menanggapi pembunuhan setidaknya 45 tentara AS tahun ini oleh serdadu-serdadu Afghanistan rekan mereka.
"Kami memiliki satu proses pemeriksaan yang sangat baik," kata surat kabar itu mengutip pernyataan seorang pejabat operasi-operasi khusus yang tidak disebut namanya. "Yang kami ketahui adalah anda tidak dapat menerimanya, Kami mungkin harus memiliki satu mekanisme untuk ditindak lanjuti dengan rekruit dari awal."
Menurut The Post, banyak garis pedoman militer tidak diikuti oleh para warga Afghanistan atau AS khawatir bahwa hal itu memperlambat pembangunan tentara dan polisi Afghanistan.
NATO memiliki sekitar 130 ribu tentara di Afghanistan yang bersama dengan pasukan Afghanistan memerangi pemberontakan Taliban selama sepuluh tahun.
Sebagian besar pasukan NATO menurut rencana akan ditarik akhir tahun 2014 dalam satu proses transisi yang dirancang AS yang akan menyerahkan tangggung jawab keamanan kepada pasukan keamanan Afghanistan bagi negara mereka yang poranda akibat perang itu.
Proses itu telah berjalan, dengan tanggung jawab keamanan sekitar separuh penduduk Afghanistan diserahkan kepada pasukan keamanan lokal.
Taliban meningkatkan serangan-serangan mereka dalam bulan-bulan belakagan ini sebagai bagian dari usaha-usaha pihak gerilyawan itu untuk mengganggu proses transisi itu.