Ahad 02 Sep 2012 15:44 WIB

Desmond Tutu: Bush dan Blair adalah Penjahat Perang

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Desmond Tutu
Foto: mlive.com
Desmond Tutu

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Invasi militer Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, terutama Inggris terhadap Irak adalah pelanggaran hak asasi manusia. Uskup Agung Afrika Selatan, Desmond Tutu, mengatakan demikian. Dia mendesak pengadilan tindak pidana hak asasi internasional (ICC) untuk mengungkap kejahatan HAM tersebut.

''George Bush dan Tony Blair telah melakukan kejahatan perang terhadap Irak,'' tulis Desmond di surat kabar Inggris The Observer, seperti dikutip The Associated Press, Ahad (2/9). Aktivis Apertheid ini menuliskan, kedua pemimpin negara adidaya itu telah melakukan kebohongan publik, dengan menyiarkan senjata pemusnah massal dan pembunuhan massal sebagai alasan invansi militer pada 2003 itu.

Menurut dia, kestabilan politik internasional dan keamanan di Kawasan Timur Tengah tidaklah akan terusik apabila AS dan sekutunya tidak turut campur di sana. Lebih jauh dia menganalisa penggulingan Saddam Hussein oleh kelompok digdaya itu adalah pemantik kerusuhan di kawasan hingga sekarang, dan memaksa Iran untuk terlibat.

''Bush dan Blair telah mendorong manusia ke tepi jurang peperangan,'' ujar peraih Nobel Perdamaian 1984 ini. Desmond mengaku kecewa terhadap penegakan hukum di internasional, yang dianggap tidak adil dalam memperlakukan penjahat kemanusian lainnya.

Dia mempertanyakan pengadilan di Den Haag hanya terkonsentrasi terhadap pelanggar HAM di Asia dan Afrika, namun tidak 'membuka mata' terhadap kejahatan kemanusian yang dimotori oleh AS bersama sekutu di tempat lain. Dia menjelaskan, hingga sekarang 16 kasus kejahatan HAM yang diseret ke ICC. Di antaranya, yang menyeret pemimpin pemberontak dari Republik Demokratik Kongo (DRC), Thomas Lubanga (divonis 14 tahun penjara), dan penjahat perang Serbia Ratko Mladic.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement