REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT berfirman dalam Alquran, “Sungguh tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan bahwa mereka tidak akan kembali (kepada Kami).” (QS. Al-Anbiya: 95).
Siapakah penduduk negeri yang dimaksudkan dalam ayat ini dan mengapa mereka dibinasakan? Hal inilah yang pernah ditanyakan kepada Syekh Yusuf Qardhawi dalam salah satu fatwa kontemporernya.
Negeri yang disebutkan dalam ayat tersebut tidak dimaksudkan untuk suatu negeri tertentu, tetapi untuk sembarang negeri.
Qardhawi menjelaskan, makna "Tidak mungkin penduduk suatu negeri yang telah Kami binasakan tidak akan kembali (kepada Kami)” ialah Allah tidak akan meloloskan mereka dari hisab dan siksa akhirat, meskipun mereka sudah menerima azab di dunia.
Firman Allah, “Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasuI-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan. Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar. Allah menyediakan bagi mereka azab yang mengerikan.” (QS. Ath Thalaq: 8-10).
Mereka disiksa di dunia, tetapi siksaan ini belum cukup bagi mereka. Karena itu, mereka pasti akan dihisab dan disiksa kembali di akhirat.
Inilah rahasia ta’kid (penegasan) yang menyebutkan bahwa Allah setelah membinasakan mereka, pasti akan mengembalikan dan menghisab mereka di akhirat nanti.