REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Sebanyak 264 siswa berkebutuhan khusus untuk jenjang pendidikan dasar dari 33 provinsi di Indonesia mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Denpasar, Bali.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Prof Dr Musliar Kasim membuka OSN yang dirangkaikan dengan penyerahan Anugerah Pendidikan Inklusif 2012, di Denpasar, Ahad (2/9) malam. "Melalui olimpiade ini, kami harapkan dapat menonjolkan sisi-sisi lain kemampuan anak berkebutuhan khusus," kata Musliar Kasim.
Sementara itu Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PPK-LK) Pendidikan Dasar Kemendikbud Dr Mudjito mengatakan OSN ini sebagai motivasi anak berkebutuhan khusus (ABK) agar selalu meningkatkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual.
"Tentunya itu semua berdasarkan norma-norma yang sehat sehingga dapat memacu kemampuan berpikir nalar," ucapnya.
Kategori siswa yang mengikuti OSN pada jenjang pendidikan dasar ini adalah Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) atau SD inklusif dan SMPLB atau SMP inklusif bidang MIPA, teknologi informasi dan kewirausahaan.
OSN, kata dia, diharapkan dapat menjaring peserta didik berkebutuhan khusus yang berprestasi di bidang MIPA, teknologi informasi dan kewirausahaan untuk diberikan kesempatan mengembangkan potensi, minat dan bakat yang dimiliki secara lebih luas.
"Pada dasarnya siswa berkebutuhan khusus pada tiga jenis ketunaan, yakni tunanetra/low vision, tunadaksa, dan tunarungu tidak masalah dengan kecerdasan. IQ mereka begitu juga penyandang autis dapat diasah melalui pembinaan dan pendidikan yang komprehensif dan diberikan kesempatan mengikuti sejumlah even seperti ini," ucapnya.
OSN diadakan di Denpasar, Bali, dari 2-5 September 2012.