Senin 03 Sep 2012 15:06 WIB

Modus Baru Trafficking: Rebonding Rambut

Red: Djibril Muhammad
Human trafficking (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Human trafficking (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Seorang gadis asal Provinsi Jabar, nyaris menjadi korban perdagangan manusia (trafficking) karena tergiur akan tawaran untuk meluruskan rambut (rebonding) di Singapura, kata Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jabar, Netty Heryawan.

"Saat ini, modus operandi trafficking bukan lagi karena desakan ekonomi atau pendidikan yang rendah, tapi sudah merambah ke yang lain. Yakni faktor gaya hidup. Buktinya tiga bulan lalu, ada seorang gadis dari Jabar yang nyaris menjadi korban trafficking hanya karena tawaran rebonding di Singapura," kata Netty Heryawan, di Kota Bandung, Senin (3/9).

Ia mengatakan, dari kejadian tersebut bisa diketahui bahwa ada semacam pergesaran modus dari perdagangan manusia dari faktor desakan ekonomi menjadi faktor pemenuhan gaya hidup. "Memang, mayoritas itu karena faktor ekonomi kemudikan faktor pendidikan dan sekarang ada lagi yakni faktor pemenuhan akan gaya hidup," kata Netty.

Menurut dia, terkadang korban perdagangan manusia juga rata-rata tidak menyadari bahwa dirinya menjadi korban trafficking sehingga hal tersebut menyulitkan pihaknya dalam menyelesaikan permasalahan trafficking.