REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Utusan perdamaian internasional, yang baru diangkat, Lakhdar Brahimi dijadwalkan segera tiba di Suriah, kata juru bicara kementerian luar negeri Suriah, Jihad Makdissi pada Ahad (2/9). "Kami akan mendengarkan dia dan dia akan mendengarkan kami," kata Makdissi kepada saluran televisi Lebanon pendukung Damaskus, "Masalahnya bukan satu pihak."
Brahimi, diplomat kawakan Aljazair, ditunjuk menggantikan mantan Sekretaris PBB PBB Kofi Annan sebagai utusan PBB-Liga Arab untuk Suriah setelah rencana usul perdamaian enam pasal Annan gagal menghentikan pertumpahan darah di negara tersebut. Dalam satu wawancara eksklusif dengan jaringan NBN-corong partai Lebanon pro-Damaskus, AMAL, Makdissi menyalahkan masyarakat internasional atas konflik yang berlangsung.
"Masalahnya bukan pribadi, dan tidak ada hubungannya dengan utusan," kata Makdissi, seperti dilansir AFP, Senin (3/9). "Kami menanyai Kofi Annan, dan semua alasan yang menyebabkan prakarsanya berakhir, tidak menyenangkan warga Suriah. Alasan utama adalah kurangnya konsensus internasional."
Gigihnya rezim Suriah menyalahkan negara-negara Barat atas terjadinya krisis itu, menurut Makdissi, merupakan kesalahan negara-negara barat. "Negara-negara anggota berpengaruh di Dewan Keamanan PBB yang menghambat dialog tentang Suriah." Dia juga tak mengakui keberadaan setiap pemberontakan rakyat menuntut perubahan.
Lebih dari 26 ribu orang telah tewas dalam kekerasan di Suriah sejak pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad pecah pada Maret tahun lalu. Jumlah korban tewas itu berdasarkan data dari Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pengamat masalah Suriah yang bermarkas di Inggris.