REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyad Mbai membantah keras tudingan publik yang menyatakan adanya rekayasa dari peristiwa pemburuan teroris akhir pekan lalu di Solo, Jawa Tengah. Ia menyebut tudingan itu adalah fitnah.
"Kejam. Fitnah itu. Polisi sudah tewas begitu masa masih rekayasa," tegasnya saat ditemui Istana Kepresidenan, Senin (3/9).
Ansyad menyebut jaringan teroris yang diburu polisi sangat panjang dan tersebar di seluruh Indonesia. Ia mencontohkan penangkapan yang terjadi selama beberapa tahun belakangan ini pun tersebar. Mulai dari Bali, Medan, Palembang, Bandung, solo, Jawa Timur.
"Mereka itu punya dana miliaran. Ratusan juta sudah sampai di Poso untuk pelatihan. Di Poso sudah puluhan orang yang dilatih,” papar dia.
Menurutnya dana yang besar yang dimiliki jaringan itu terstruktur. Mereka mendapatkannya dari berbagai cara, mulai dari hacker, MLM online, speed cash online, hingga merampok. Pada kesempatan yang sama, secara tersirat Ansyad menyebut otak dibalik teror Solo adalah Ustaz Abu Bakar Ba'asyir.
“Ketiganya (teroris yang ditembak mati di Solo) tamatan Ngruki itu. Ditangkap itu baru keluar dari Ngruki,” katanya. (baca: Abu Bakar Baasyir Dibalik Teror Solo?).