Senin 03 Sep 2012 19:13 WIB

Pernyataan Presiden Karzai Soal Serangan Tentara Australia Disesalkan

Rep: Antara/AFP / Red: Djibril Muhammad
Hamid Karzai
Foto: CNN
Hamid Karzai

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Pemerintah Australia pada Senin dengan tegas menyesalkan komentar Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengenai satu operasi malam hari oleh tentara Australia yang dilakukan tanpa persetujuan pihak berwenang setempat. Dua orang Afghanistan tewas dalam operasi itu.

Sebelumnya, Kabul mengecam Australia yang melancarkan aksi operasi militer sepihak dalam suatu misi pencarian pelaku pembunuh tiga tentara Australia. "Presiden mengutuk operasi sebagai pelanggaran terhadap Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh Afghanistan dan NATO tentang operasi militer khusus," kata kantor Karzai dalam sebuah pernyataan.

Di pihak lain, Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith mengatakan operasi di Provinsi Uruzgan yang bergejolak itu mendapatkan persetujuan dan mengikuti prosedur yang semestinya. Operasi dilakukan bersama-sama oleh 60 tentara Australia dan 80 serdadu Afghanistan.

"Pernyataan pihak Istana Presiden Karzai selama akhir pekan di Kabul menerangkan operasi tanpa izin itu merupakan kesalahan," kata Smith.

Dia melanjutkan secara nyata itu tidak benar dan saat ini aturan mengenai serangan itu telah dibuat oleh Duta Besar Australia untuk Afghanistan, istana, dan pejabat presiden. Smith mengatakan Australia kecewa atas komentar yang berisi kesalahpahaman Presiden Karzai.

Operasi yang disahkan Kepala Gubernur dan Polisi Uruzgan itu menyiagakan 1.500 tentara Australia demi menangkap warga Afghanistan yang dituduh membunuh tiga tentara Australia, kata Smith. Dia mengatakan dua gerilyawan tewas dan yang ketiga ditahan dalam serangan itu.

Orang-orang yang ditangkap diduga membantu atau berusaha membantu tentara Afghanistan yang bernama, Hekmatullah, melarikan diri setelah ia diduga menembak mati tiga tentara Australia pekan lalu.

"Dari hasil operasi militer, otoritas menahan seseorang yang dianggap tidak hanya sebagai pemimpin pemberontakan di Provinsi Uruzgan, tetapi orang yang juga berusaha membantu Hekmatullah dalam pelariannya," kata Smith.

Serangan penduduk lokal terhadap pasukan asing tahun ini telah terjadi sebanyak 30 kali sehingga mendorong pasukan khusus Amerika Serikat di Afghanistan menangguhkan pelatihan sekitar 1.000 calon polisi. Smith mengatakan pasukan Australia dan internasional masih dalam upaya pengejaran Hekmatullah.

"Semua masalah seperti sengketa pribadi, perbedaan budaya, atau pemberontakan banyak dipengaruhi oleh Taliban," kata Smith. "Klaim Taliban dalam semua aspek kehidupan, nampak dari sejumlah insiden kecil di mana infiltrasi terjadi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement