REPUBLIKA.CO.ID, Setelah masa Khulafaur Rasyidin, kekhalifahan Islam dipegang oleh sejumlah dinasti. Mulai dari Bani Umayyah, kemudian dinasti Abbasiyah, Fathimiyah, hingga Turki Usmani.
Masing-masing memiliki corak dan model pemerintahan yang berbeda. Namun, tujuannya satu, yakni menyebarkan dakwah Islam ke seluruh dunia.
Salah satu kekhalifahan Islam yang mampu mencapai puncak kejayaan adalah Dinasti Abbasiyah, yang berkedudukan di Baghdad, Irak.
Di bawah kepemimpinan Harun Ar-Rasyid, wilayah kekuasaan Islam semakin menyebar luas, mulai dari Timur Tengah, Eropa, Asia, Afrika, hingga sebagian benua Amerika.
Era keemasan Islam (The Golden Age of Islam) tertoreh pada masa kepemimpinannya. Perhatiannya yang begitu besar terhadap kesejahteraan rakyat serta kesuksesannya mendorong perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, perdagangan, politik, wilayah kekuasaan, serta peradaban Islam telah membuat Dinasti Abbasiyah menjadi salah satu negara adikuasa dunia pada abad ke-8 M.
Yang lebih fenomenal lagi, dalam usianya yang belum genap 20 tahun, Harun Ar-Rasyid sudah memimpin 95 ribu pasukan beserta para pejabat tinggi dan jenderal veteran dalam pertempuran melawan orang-orang Romawi. Karena kecakapannya dalam memimpin negeri, wilayah kekuasaan Islam pun semakin meluas.
Nama lengkapnya adalah Harun bin Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas. Panggilannya adalah Abu Ja'far dan julukannya adalah Ar-Rasyid (orang yang mendapatkan petunjuk). Konon, Harun Ar-Rasyid adalah khalifah yang berperawakan tinggi, berkulit putih, dan tampan.
Dia dilahirkan pada bulan Maret 763 M di Rayy, Teheran, Iran. Namun, ada juga versi lain yang menyebutkan dia dilahirkan pada bulan Februari 766 M.
Ayahnya, Al-Mahdi bin Abu Ja'far Al-Mansur, adalah khalifah Abbasiyah ketiga. Ibunya, Khaizuran, adalah seorang wanita sahaya dari Yaman yang dimerdekakan dan dinikahi Al-Mahdi.