REPUBLIKA.CO.ID, SANAA - Sepuluh warga sipil, termasuk seorang anak perempuan berusia 10 tahun, tewas dalam serangan udara pemerintah Yaman yang tampaknya gagal mengenai mobil militan yang menjadi sasaran, kata penduduk dan orang suku, Senin.
Serangan rudal itu, yang terjadi di sebuah daerah pegunungan di wilayah tengah negara tersebut pada Ahad (3/9), membuat keluarga korban melakukan protes marah, kata beberapa warga kepada Reuter.
Sejumlah pejabat mengatakan sebelumnya, serangan pesawat tak berawak AS menewaskan lima orang pada Minggu malam. Namun, menurut penduduk Senin, pesawat tempur Yaman menyerang sebuah mobil yang menewaskan 10 orang, termasuk seorang wanita berusia 40 tahun dan anak perempuannya yang berumur 10 tahun.
"Tampaknya serangan pesawat tempur Yaman gagal menghantam kendaraan yang membawa tersangka militan dan malah mengenai mobil yang membawa orang-orang sipil itu, dan mereka tewas, sedang empat orang terluka," kata seorang pejabat suku di daerah pegunungan Radaa kepada Reuters.
"Mobil militan itu kebetulan lewat di jalur yang sama dengan kendaraan sipil tersebut," tambahnya.
Keluarga korban melakukan protes atas kematian mereka, kata seorang saksi kepada Reuters. Insiden itu menambah kebencian atas operasi AS-Yaman terhadap militan yang sering menewaskan warga sipil.
"Akan ada pertemuan hari ini dengan kepala suku dan pejabat pemerintah. Penduduk marah dan ingin hal ini berakhir," kata seorang pejabat suku lain.
Militan Alqaidah memperkuat keberadaan mereka dalam setahun ini di wilayah selatan, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011.
Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei berhasil menghalau militan Alqaidah dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.
Sejak ofensif militer dimulai pada 12 Mei, ratusan orang yang mencakup anggota Alqaidah, prajurit, militan lokal pro-militer dan warga sipil tewas.
Ofensif itu didukung oleh pesawat tak berawak AS yang pada hari itu melancarkan dua serangan udara di Yaman timur yang menewaskan 11 terduga anggota Alqaidah.
Pada 6 Mei, serangan udara AS di Yaman timur menewaskan pemimpin Alqaidah Yaman Fahd al-Quso, yang diburu dalam kaitan dengan pemboman mematikan terhadap kapal USS Cole pada 2000.
Serangan pada Oktober 2000 terhadap USS Cole, kapal perusak Angkatan Laut AS, di pelabuhan Aden, Yaman, menewaskan 17 pelaut dan mencederai 40 orang.
Quso tewas dalam serangan dua rudal di dekat rumahnya di Rafadh, sebelah timur Ataq, ibu kota provinsi Shabwa. Menurut laporan-laporan, pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan lebih dari sepuluh serangan udara di Yaman dalam beberapa bulan terakhir.
Badan Intelijen Pusat AS (CIA) meminta izin untuk melancarkan serangan lebih lanjut pesawat tak berawak di Yaman, meski ada risiko korban mungkin bukan teroris, kata Washington Post pada April.
AS tidak pernah secara resmi mengakui penggunaan pesawat tak berawak terhadap Alqaidah di Yaman, yang dianggap sebagai cabang paling aktif dan mematikan dari jaringan teror global itu dan menjadi pusat perang melawan teror.
Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Alqaidah di Semenanjung Arab (AQAP).
AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.
Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Alqaidah.