REPUBLIKA.CO.ID, SURIAH -- Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, mengatakan penyelesaian politik dan dialog antara pemerintah Suriah dan oposisi merupakan solusi yang rasional atas krisis Suriah.
‘’Solusi untuk konflik Suriah tidak dapat dicapai kecuali ada gencatan senjata dan dialog antara semua fraksi di Suriah,’’ kata Nasrallah dalam sebuah wawancara langsung dengan salura TV Al-Mayadeen, Senin, (3/9).
Seperti dikutip dari Press TV, Selasa (4/9), Pemimpin Hizbullah memuji pemerintah Suriah yang mengundang kelompok-kelompok oposisi untuk dialog dan mengeritik Barat. Barat diduga mendukung pemberontak untuk menolak langkah itu. Nasrallah menduga negara-negara Barat dan beberapa negara Arab sengaja menjatuhkan pemerintah Suriah. Alasannya, karena negara ini menentang kebijakan Israel.
Dia mengatakan krisis Suriah telah mengalihkan perhatian dunia dari kekejaman Israel terhadap Palestina. Selain itu, krisis Suriah juga telah mengalihkan kasus perluasan permukiman di tanah Palestina oleh Israel.
Nasrallah juga menolak tuduhan bahwa Hizbullah memiliki senjata kimia. ‘’Kami tidak memiliki senjata kimia. Kami tidak bisa menggunakannya untuk alasan Syariah dan kemanusiaan,’’ tambah dia. Penyataan ini sekaligus menepis dugaan yang dilancakan Israel terkait kepemilikan senjata kimia oleh Hizbullah.
Sebelumnya, pejabat Israel pernah memperingatkan adanya transfer rudal dan senjata kimia dari Damaskus ke Hizbullah di Libanon pada Juli lalu. Suriah telah mengalami kerusuhan sejak Maret 2011. Damaskus menuduh kaum pemberontak berada di balik kerusuhan itu. Sementara itu, kaum oposisi menuduh pasukan keamananlah yang berada di balik itu.