REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Kebijakan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) yang tidak langsung meloloskan juara bertahan Piala Dunia mengundang kritik. Gelandang timnas Spanyol, Xabi Alonso menilai sistem kualifikasi Piala Dunia berjalan kurang baik. Alonso menilai seharusnya juara bertahan tak perlu melewati babak kualifikasi.
"Logikanya, sebagaimana banyak kompetisi di olahraga, juara memiliki hak mempertahankan titelnya," kata Alonso kepada AFP, Rabu (5/9).
"FIFA, kata Alonso, "Tidak mengizinkan untuk itu, tapi menurut pendapat saya lebih penting dan demi keadilan maka sang juara tidak perlu ikut kualifikasi."
Spanyol keluar sebagai jawara Piala Dunia 2010 usai mengalahkan Belanda 1-0 di partai final. Sejak Piala Dunia 2006 di Jerman, FIFA hanya memberi jatah lolos otomatis kepada tuan rumah Brasil. Adapun tiket otomatis juara bertahan yang biasanya disediakan FIFA dihapuskan. Sehingga sebelum mencapai putaran final, La Furia Roja diwajibkan menjalani babak kualifikasi.
Jika negara Eropa lainnya sudah memulai menjalani kualifikasi Piala Dunia 2014 mulai akhir pekan ini, jadwal itu tidak berlaku bagi Spanyol. Mereka dijadwalkan melawan tuan rumah Georgia di Tbilisi pada 11 September mendatang. Untuk mengisi akhir pekan ini, tim asuhan Vicente del Bosque itu akan menggelar laga uji coba kontra Arab Saudi.
Meski Spanyol sudah mengoleksi tropi Piala Dunia dan dua tropi Piala Eropa, playmaker Real Madrid itu mengatakan Tim Matador tidak kehilangan motivasi bermain. Spanyol, kata dia, menargetkan bisa mempertahankan trofi Piala Dunia 2014 di Brasil.
"Kami menginginkan meraih trofi lagi. Ketika waktunya datang kita tidak berhenti menang. Kami akan hadapi dengan kemampuan terbaik sebisa kami," ujar mantan gelandang Liverpool ini.
Harapan mempertahankan gelar Piala Dunia di Brasil kian tebal menyusul kembalinya striker ganas, David Villa dari cedera panjang. Alonso menyebut peran juru gedor Barcelona itu sangat penting bagi lini serang Spanyol.
"Ini adalah kabar bagus untuk kami. Villa membawa banyak manfaat bagi tim, dia menjadi ancaman lini belakang lawan dan banyak membuat peluang," tutur jendral lapangan tengah 30 tahun itu.