Rabu 05 Sep 2012 20:40 WIB

Polda Jatim: Itu Hanya Peningkatan Kewaspadaan Personel

Garis Polisi   (Ilustrasi)
Foto: Arief Priyono/Antara
Garis Polisi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dua anggota Jamaah Ansharu Tauhid (JAT), Rabu (5/9) mendatangi Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur (Mapolda Jatim), khususnya gedung intel Polda Jatim. Kedatangan keduanya membuat pengamanan Mapolda Jatim diperketat. 

Namun Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Hilman Thayib ketika dikonfirmasi  membantah kecurigaan yang ada itu merupakan kesiapsiagaan terhadap teroris.

"Itu bukan kecurigaan, tapi peningkatan kewaspadaan personel dan juga peningkatan pengamanan markas komando di seluruh Jatim terkait penyergapan teroris di Solo, Jawa Tengah, yang menewaskan dua terduga teroris dan seorang anggota polisi," katanya.

Menurut dia, personel kepolisian se-Jatim memang sudah diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, namun pengamanan mako di daerah-daerah juga diminta untuk ditingkatkan sebagai antisipasi.

"Untuk pengamanan di kawasan perbatasan Jatim-Jateng juga tidak akan dilakukan secara khusus, kecuali peningkatan patroli yang dilakukan kesatuan wilayah setempat. Itu patroli yang ditingkatkan saja," katanya.

Sebelumnya, serangkaian aksi teror terjadi di tiga tempat di Solo yang disergap aparat Densus 88/Antiteror hingga menewaskan dua terduga teroris yakni F (19) dan M (19) di Tipes, Serengan (31/8).

Bahkan, satu terduga teroris lainnya B ditangkap dalam keadaan hidup di Gondarejo Karanganyar, namun satu anggota Densus 88/Antiteror meninggal dunia dalam penyergapan di Tipes tersebut.

Polri mencatat kedua tersangka yang tewas tersebut merupakan pelaku aksi teror penembakan di Pospam Gemblegan pada Jumat (17/8), peledakan granat di Pospam Gladak pada Sabtu (18/8), dan penembakan anggota kepolisian di Pos Polisi Singosaren pada Kamis (30/8).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement