REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES - Pesulap David Copperfield membeli rekaman audio pribadi langka Martin Luther King Jr. Dia membelinya dari Keya Morgan yang merupakan seorang kolektor dan penjual naskah sejarah.
Morgan menyebutkan rekaman itu direkam pada 21 Desember 1961 atau hampir tiga tahun sebelum pidato terkenal King "I Have a Dream". Dalam rekaman tersebut, King berbicara tentang konsep dan pentingnya protes non-kekerasan.
King pun menegaskan bahwa dia turut dalam demonstrasi yang bertujuan untuk mengakhiri pemisahan ras di wilayah publik. Aksi tersebut pada akhirnya akan dipandang sebagai momen penting bagi masyarakat Amerika.
"Ketika buku sejarah ditulis di masa yang akan datang, sejarawan harus merekam gerakan ini sebagai salah satu episode terhebat dari warisan sejarah kita," ujarnya. "Saya pikir gerakan itu mewakili perjuangan pada tingkat tertinggi dari kedaulatan dan kedisiplinan."
King juga membuat referensi perjalanannya ke Afrika pada awal tahun itu. Sebuah kunjungan ke Nigeria yang saat itu ia jarang bicarakan di depan publik. Kunjungan yang juga mendapat sedikit perhatian media.
Clayborne Carson, profesor sejarah dan kepala Institut Pendidikan dan Penelitian Martin Luther King Jr. di Universitas Stanford di California, mengatakan penyebutan perjalanan ke Afrika itu menyebabkan rekaman itu terpisah dari ribuan rekaman audio tentang keberadaan King.
"Itu yang membuat rekaman tersebut menarik bagi saya," kata Carson. "Rekaman itu selalu tampak aneh bagi saya karena Martin Luther King melakukan perjalanan seperti itu. Dia tidak mengatakan banyak hal tentang itu."