Kamis 06 Sep 2012 17:17 WIB

Yang Ditempatkan di Papua Harus Paham Persoalan

Rep: Esthi Maharani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
  Sejumlah warga duduk dan berjalan di lokasi pertikaian dua kelompok warga di Kwamki Lama, Timika, Papua (ilustrasi).
Foto: Antara/Spedy Paereng
Sejumlah warga duduk dan berjalan di lokasi pertikaian dua kelompok warga di Kwamki Lama, Timika, Papua (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pucuk pimpinan Polda Papua kini ditempati oleh mantan Kepala Densus 88, Tito Karnavian. Anggota Tim Kajian Papua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth mengingatkan persoalan di Papua sangatlah kompleks dan tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan kekerasan.

“Siapapun yang datang ke Papua, harus paham betul persoalan yang terjadi di sana,’ katanya saat dihubungi Republika, Kamis (6/9). Ia berharap dengan adanya pemimpin baru dijajaran kepolisian di Papua yang memiliki latar belakang penumpasan teroris, tidak disalahgunakan.

Penyelesaian konflik yang terjadi di sana, ujarnya, harus dilihat secara utuh dan bijaksana.  Namun, ia sedikit menyayangkan pola pemerintah dalam penanganan Papua masih serupa yakni lebih cenderung represif.

“Pendekatannya seharusnya lebih mengedepankan keamanan manusia bukan kepentingan keamanan negara saja,” katanya. Menurut dia, konflik di Papua selama ini lebih didominasi konflik vertikal antara masyarakat dengan pemerintah.

Tak hanya itu ia meminta agar penghakiman terhadap aksi yang dilakukan oleh masyarakat Papua bisa dihentikan. “Jangan selalu menuduh jika ada konflik diidentikan dengan separatis. Itu judgment sepihak. Kalau ada yang berbeda kan bisa dipertemukan,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement