REPUBLIKA.CO.ID, Ummu Ma’bad melanjutkan, “Ia (Rasulullah) adalah seorang yang berwajah sangat tampan. Matanya elok, hitam dan lebar, dengan alis dan bulu mata lebat nan halus.”
“Suaranya bergema indah berwibawa, panjang lehernya ideal, jenggotnya tumbuh tebal dan sangat kontras lagi sesuai warna rambutnya; rapi, rata pinggir-pinggirnya (dengan jambangnya) dan antara rambut dan jenggotnya bersambung rapi.”
“Jika ia diam, nampaklah kewibawaannya. Jika ia berbicara nampaklah kehebatannya. Jika dilihat dari kejauhan, ia adalah orang yang paling bagus dan berwibawa.”
“Jika dilihat dari dekat, ia adalah orang yang paling tampan, bicaranya gamblang, jelas, tidak banyak dan tidak pula sedikit. Nada bicaranya seperti untaian mutiara yang berguguran.”
“Dia berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pula pendek. Ia bagaikan sebuah dahan di antara dua dahan. Diantara ketiga orang itu, penampilannya paling bagus dan kedudukannya paling tinggi.”
“Ia memiliki banyak teman yang mengelilinginya. Jika ia berbicara, maka yang lain pun mendengarkannya. Jika ia memerintah, maka mereka segera melaksanakannya. Ia adalah orang yang ditaati, tidak cemberut dan bicaranya tidak sembarangan.”
Abu Ma’bad berkata, “Demi Allah, ia adalah seorang dari Quraisy yang sedang diperbincangkan di kalangan kami di Kota Makkah. Aku ingin menjadi sahabatnya. Sungguh aku akan melakukannya jika aku bisa menemukan jalan untuk mendapatkannya.”
Sungguh terperinci sifat-sifat Rasulullah yang dituturkan Ummu Ma'bad. Kisah Ummu Ma’bad sangat masyhur, diriwayatkan dari banyak jalan yang saling menguatkan satu dengan lainnya.