REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengalokasikan anggaran sekitar Rp 80 miliar. Dana itu untuk penanggulangan kekeringan dan hujan buatan pada delapan provinsi di Indonesia.
"Peruntukan anggaran tersebut terdiri atas sebanyak Rp60 miliar untuk pendistribusian air bersih dan senilai Rp30 miliar untuk hujan buatan pada delapan provinsi," kata Kepala BNPB Syamsul Maarif di Padang, Kamis (6/9).
Menurut dia, tahap pertama baru sebanyak itu anggaran yang dialokasikan untuk penanggulangan bencana kekeringan akibat kemarau panjang yang melanda sejumlah wilayah. Kekeringan, tambahnya, adalah suatu bencana tetapi domain itu sebetulnya ada pada Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum.
Kendati demikian, BNPB telah bekerja sama dalam beberapa kegiatan yang dilakukan, misalnya menyiapkan embung (waduk) untuk mengatasi kekeringan. Selain itu, juga menyediankan tengki-tengki baik tengki mobil juga yang tengki disebut BNPB "portable" terbuat dari rubber.
Dua kegiatan itu, katanya, sudah dilaksanakan tetapi tampaknya masik kurang dan perlu ada penambahan. Kemudian juga ada upaya membuat hujan buatan, namun program itu begitu tergantung dengan ketersediaan awan. Sementara saat ini ketersediaan awan agak sulit, makanya pada kekeringan perlu diwaspadai baik menyangkut dengan pertanian maupun kebakaran hutan.