REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Menteri Luar Negeri Jepang Koichiro Gemba Jumat (7/9) mengatakan PM Yoshihiko Noda tidak mungkin secara resmi bertemu dengan timpalannya PM China dan PM Korea Selatan di sela konferensi tingkat tinggi Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) akhir pekan ini.
Pertemuan puncak tahunan APEC tahun ini akan diselenggarakan di Kota Vladivostok, Rusia Timur Jauh, pada Sabtu dan Minggu.
Media setempat mengatakan, KTT berlangsung pada saat sengketa teritorial menghidupkan kembali hubungan dingin masing-masing antara Jepang dengan China dan Jepang dengan Korea Selatan. Pemerintah China menyesalkan langkah Jepang untuk melakukan survei di area Kepulauan Diaoyu, yang selama ini menjadi sengketa keduanya.
Pemerintah Jepang telah setuju untuk membeli gugusan pulau di Laut China Timur di tengah sengketa teritorial dengan China, kata surat kabar utama Jepang pada Rabu.
Pemerintah akan segera menandatangani kontrak untuk membeli pulau-pulau yang diklaim oleh kedua negara, yang dikenal sebagai Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China, seharga 2,05 miliar yen (26 juta dolar AS) dari pemilik tanah di Jepang, kata Yomiuri Shimbun, mengutip sumber-sumber pemerintah.
Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Hiroyuki Nagahama bertemu dengan pemilik tanah pada Senin dan mencapai kesepakatan untuk membeli tiga pulau utama di gugusan itu, termasuk Uotsurijima, pulau terbesar, kata Yomiuri.
Kabinet Perdana Menteri Yoshihiko Noda akan segera mengonfirmasi nasionalisasi pulau dan mengalokasikan dana cadangan untuk pembelian, kata laporan Asahi Shimbun.
Noda berencana untuk secara resmi menginformasikan hal itu kepada China tentang langkah di sela sidang umum majelis PBB tahun ini pada akhir September, kata Asahi.