REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Tiga kota di Jawa Barat, yaitu Bandung, Tasikmalaya, dan Depok disinyalir menjadi basis teroris di Indonesia. Namun penanganan gerakan radikal saat ini, terlihat lebih banyak melakukan tindakan melalui dibandingkan komprehensif.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PB NU), Hasyim Muzadi, mengatakan, Indonesia belum memiliki gerakan komprehensif terpadu untuk menyelesaikan terror semacam ini. Menurut Hasyim, gerakan yang dilakukan saat ini masih berbasis sektoral. “Karena selain Jawa Barat, Solo dan Poso juga merupakan basis terorisme di Indonesia,” kata Hasyim, Jumat (7/9).
Hasyim menyebutkan, teroris adalah orang yang memiliki pola pemahaman keliru, karena itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan komunikasi dengan kelompok-kelompok tersebut dan meluruskan cara berfikir mereka. Upaya pertama adalah menempatkan ulama yang komunikatif dan kompeten di daerah-daerah basis teroris.
Setelah diberikan arahan, Hasyim menambahkan, langkah selanjutnya adalah penanganan dalam bidang hukum. Meskipun demikian, tindakan hukum yang dimaksud bukanlah langkah represif, melainkan mengumpulkan bukti dan mempertemukan terduga teroris tersebut dengan keluarga yang bersangkutan. “Jika terbukti salah, baru bisa dilakukan penahanan,” katanya.