Jumat 07 Sep 2012 22:59 WIB

Memahami dan Menghargai Perbedaan (3-habis)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Hani juga mengungkapkan, adab menyikapi perbedaan lainnya, yaitu memahami bahasa dan inti pembicaraan yang dimaksud.

Pendapat apa pun yang disampaikan oleh lawan, maka tak sepatutnya ditelan mentah-mentah. Karena, penting memahami apa hakikat pandangan yang ia sampaikan.

Hal ini, kata Imam As-Subuki, perlu diperhatikan dengan baik dalam menelaah setiap pendapat seseorang. Ia melihat tak sedikit orang yang menukil pendapat tokoh, sementara ia menafsirkannya berbeda.

Padahal, tafsiran tersebut bukanlah inti dari pembicaraan sang tokoh. Sikap berhati-hati membaca pemikiran kubu lain itu, dicontohkan dengan baik oleh Ibnu Taimiyah saat menyikapi pernyataan Imam Al-Junaid terkait konsep tauhid.

Klarifikasi

Berangkat dari sinilah, urgensi komunikasi untuk mengklarifikasi setiap pernyataan itu berada dan tak bisa diabaikan. Tidak tergesa-gesa memberikan kesimpulan, sementara tahap meminta keterangan atau kejelasan belum di tempuh. Prinsip ini sesuai dengan seruan berklarifikasi (tabayyun) dalam Surah Al-Hujuraat ayat 6.

Anjuran itu pula hendaknya disokong dengan sikap berprasangka baik. Umar bin Khatab pernah mengingatkan, jangan terburu-buru menjustifikasi ungkapan jelek yang keluar dari seseorang, sementara terdapat kemungkinan hal positif ada dalam dirinya.

Tak lupa, Hani menekankan agar bersikap adil dan terbuka. Jika ternyata kebenaran ada di kubu lawan, maka mengapa tidak dengan lapang dada menerimanya. Imam Syafi’i tiap kali berdebat atau berdiskusi dengan siapa pun, ia berdoa.

Jika kenyataannya ia benar, maka buka pintu hatinya untuk menerima pendapatnya. Tetapi, bila sebaliknya maka Syafi’i siap dengan jiwa besar mengikuti pendapat lawan.

Lalu, perlukah menyebarkan kesalahan dan kejelekan lawan kalau terbukti ia salah? Menurut Hani, hal itu tidak etis dilakukan. “Tutupilah aibnya maka niscaya Allah SWT tutupi kekuranganmu kelak di akhirat,” katanya menyitir sebuah hadis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement