REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengharapkan lingkungan pesantren dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengembangkan industri keuangan berbasis syariah di Indonesia.
"Untuk peningkatan kualitas ekonomi syariah, tantangannya adalah penyediaan SDM melalui peran pesantren," ujarnya dalam silahturahmi dengan para pelaku industri perbankan syariah di Jakarta, Jumat (7/9) malam.
Menurut Menkeu, pesantren dapat menjadi tulang punggung ekonomi syariah karena mempunyai para santri yang memiliki ilmu agama serta pengetahuan memadai untuk mengembangkan sektor jasa keuangan syariah. "Saat ini terdapat 3,65 juta santri di 26 ribu pesantren yang dapat menjadi tulang punggung ekonomi Islam," katanya.
Selain itu, untuk penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas, pemerintah memberikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari keseluruhan belanja negara yang dapat bermanfaat untuk pengembangan pesantren.
"Harmonisasi ilmu agama dengan ilmu umum serta penggunaan anggaran negara, dapat melahirkan sistem pembelajaran tradisional modern yang didukung dengan ketersediaan sarana pendidikan," kata Menkeu.
Dengan demikian, seharusnya industri keuangan syariah tidak mengalami kesulitan sumber daya manusia yang menjadi penghambat berkembangnya sektor jasa ini di Indonesia dan melahirkan kesempatan kerja baru.
"Kita memahami dengan meningkatkan kualitas SDM untuk mengisi industri perbankan syariah maka dapat tersedia lowongan untuk 5.000 pegawai per bulan karena stakeholder memerlukan mereka," katanya.