Sabtu 08 Sep 2012 10:21 WIB

Ahlul Bait Indonesia akan Terbitkan Buku Putih Syiah

Rep: Umi Lailatul/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ketua DPP Ahlul Bait Indonesia (ABI) Hasan Dalil Alaydrus (paling kiri) didampingi pengurus ABI memberikan paparan kepada jajaran Redaksi Harian Republika di Jakarta, Jumat (7/9/2012). Selain bersilaturahmi, mereka memberikan penjelasan keberadaan Syiah di
Foto: REPUBLIKA/ADITYA PRADANA PUTRA
Ketua DPP Ahlul Bait Indonesia (ABI) Hasan Dalil Alaydrus (paling kiri) didampingi pengurus ABI memberikan paparan kepada jajaran Redaksi Harian Republika di Jakarta, Jumat (7/9/2012). Selain bersilaturahmi, mereka memberikan penjelasan keberadaan Syiah di

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pendukung Syiah lewat Ahlul Bait Indonesia (ABI) menyesalkan terjadinya kekerasan yang terjadi di Sampang akhir-akhir ini. Mereka menyesalkan pemahaman sepotong tentang Syiah. Karenanya, ABI menerbitkan buku putih tentang Syiah.

Buku putih tersebut, menurut Ketua DPP ABI, Hasan Alaydrus, diharapkan dapat memberi pemahaman seutuhnya tentang Syiah. Dalam buku ini berisi tentang mahzab Syiah ditinjau dari kaum Syiah sendiri.

''Kami ingin mereka memahami Syiah bukan dari luar Syiah,'' katanya saat berkunjung di Kantor Harian Republika, (7/9) kemarin. Dia menduga ada sekelompok orang yang sengaja mereduksi ajaran tersebut.

Sementara itu, Sekjen Ahlul Bait Indonesia (ABI), Ahmad Hidayat menjelaskan, kaum Syiah masih bagian dari agama Islam. ''Dulu antara Sunni-Syiah bisa hidup berdampingan. Namun, kenapa pada akhir-akhir ini justru baru muncul pertentangan,'' kata Hidayat saat berkunjung di Kantor Republika, Jumat (7/9).

Hidayat melanjutkan tidak ada upaya kaum Syiah untuk mensyiahkan umat Islam di Indonesia. Dia menduga ada kesalahpahaman antara kaum Syiah dan non-Syiah. ''Masing-masing penganut tidak ada maksud melakukan infiltrasi dengan mahzab lainnya. Karenanya, ini perlu dikomunikasikan lagi,'' kata dia.

Dia menilai kasus-kasus bernuansa agama di Indonesia terjadi akibat kurangnya komunikasi dan kesalahpahaman. Penilaiannya itu berdasarkan hasil pengamatan langsung kasus-kasus tersebut. Selain itu, kesalahpahaman juga terjadi karena kurangnya pengetahuan.

Sementara itu, Wakil Ketua ABI, Abdullah Beik meminta konflik Sampang jilid dua ini harus segera disudahi. ''Harapan kita media sebagai sarana informasi bisa mereduksi pilihan berita yang bernada provokatif. Sehingga diharapkan rekonsiliasi bisa terwujud,'' kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement