Ahad 09 Sep 2012 13:00 WIB

Presiden Perintahkan Polri Kejar Pelaku Bom Depok

Rep: Esthi Maharani / Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah memerintah jajaran Kepolisian untuk mengejar pelaku dan mengusut adanya ledakan di Beji, Depok, Jawa Barat pada Sabtu malam (8/9). Dalam peristiwa tersebut ada lima orang kritis.

"Presiden sudah dilaporkan oleh Menko Polhukam dan segera memerintahkan Kapolri untuk segera mengejar pelaku. yang disesalkan presiden karena jatuhnya korban," kata Juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, Ahad (9/9).

Ia mengatakan Presiden memerintah Kapolri dan jajarannya agar segera mengusut peristiwa ini sehingga diketahui latar belakang dan penyebab mengapa ledakan tersebut tejadi. "Polisi segera diperintahkan usut yang menjadi penyebab siapa pelakunya yang berkaitan langsung dengan adanya ledakan di Depok," katanya.

Dari laporan Menko Polhukam Djoko Suyanto, kata Julian, sampai saat ini, tidak ada korban jiwa dari ledakan bom tersebut. Namun, lima orang terluka dalam peristiwa itu dan dalam kondisi kritis. Satu orang dari yang luka-luka

dan kritis itu diduga pelaku atau terkait dengan ledakan tersebut.

Sementara itu, Menko Polhukam Djoko Suyanto mengaku sejak Sabtu (8/9) malam ia telah menerima informasi terkait ledakan di Beji Depok. Laporan yang diperoleh dari Polsek Beji Depok Polda Metro Jaya sementara ledakan bom ini mengakibatkan tiga korban , dua luka berat dan satu luka ringan.

Hingga saat ini Polri sedang menyisir apakah masih ada potensi sumber ledakan lagi di areal tersebut. Menurut Menko Polhukam, saat ini Polri masih menyelidiki penyebab terjadinya ledakan di Beji Depok. "Untuk itu Polri harus bekerja secara teliti dan tidak boleh gegabah dalam menentukan penyebab terjadinya ledakan," katanya.

Djoko menghimbau masyarakat untuk bersama sama meningkatkan kewaspadaan lingkungannya, terutama para ketua RT/RW untuk lebih peduli terhadap rumah-rumah yang berada di wilayahnya. "Laporkan ke aparat terdekat bila ada kecurigaan apapun. Lebih baik mencegah daripada terlambat," pinta Menko Polhukam.

Sebagaimana diberitakan, telah terjadi ledakan di sebuah rumah yang bertuliskan Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara, Klinik Pondok Bidara RT 04 RW 13, Beji, Depok itu, pada Sabtu (8/9) sekitar pukul 21.30 WIB.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement