REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Jenazah Brigadir Polisi Saifudin (30), anggota Satuan Intel Polresta Jambi yang nekat menembak kepalanya sendiri dibawa ke kampung halamannya di Kendal, Jawa Tengah. Saifudin tewas, Ahad (9/9) sekitar pukul 13.00 WIB.
"Jenazahnya dibawa hari ini sekitar pukul 05.30 WIB, dengan menggunakan pesawat Lion Air," kata Ajun Komisaris Besar Almansyah, Juru Bicara Polisi daerah Jambi, Senin.
Brigadir Saifudin meninggal setelah sebelumnya sempat mendapat perawatan selama dua hari di rumah sakit Bratanata Kota Jambi akibat kepalanya tertembus peluru dari senjatanya sendiri, sekitar pukul 15.40 WIB, Jumat (7/9) lalu.
Brigadir Saifudin meninggalkan seorang istri dan seorang anak laki-laki berusia tiga tahun.
Hingga kini, penyebab tindakan bunuh diri dilakukan korban masih belum diketahui secara pasti, namun dugaan sementara karena ada masalah rumah tangga. Berdasarkan keterangan beberapa teman sekantornya, sebelum kejadian aksi nekad tersebut korban sempat berbicara serius dengan istrinya.
Kejadian mengerikan itu terjadi pada Jumat (7/9) sekitar pukul 15.30 WIB ketika tengah mengobrol di depan kantor Satlantas Polresta Jambi, tepatnya di areal tunggu pembuatan SIM. Sejumlah anggota Polresta Jambi yang masih di kantor saat kejadian tiba-tiba dikejutkan dengan suara tembakan.
Baik polisi maupun warga sekitar sempat menduga ada serangan oknum tertentu ke kantor polisi. Sempat berlindung dan bersiaga mengeluarkan senjata, para anggota kemudian menuju ke ruang tunggu Satlantas dimana suara tembakan berasal.
Dekat tiang penyangga bangunan terbuka itu, di depan kursi tunggu berwarna biru, tubuh Brigadir Saifuddin terkapar dengan kepala bersimbah darah akibat tertembus peluru. Senjata milik Saifudin tergeletak di dekat tangan yang terangkat sebatas telinga bagian kanan.