REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kepolisian Resor (Polres) Kota Depok, meminta masyarakat --khususnya masyarakat Depok-- berperan aktif mengantisipasi aksi terorisme dengan cara lebih mengoptimalkan pendataan identitas pendatang dan pengawasan serta aktifitas warga. Upaya tersebut harus dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat.
Diketahui, kota Depok belakangan menjadi sorotan karena terungkapnya sejumlah aktivitas para pelaku terduga teroris. Yang terakhir adalah meledaknya bom di Jalan Nusantara, Beji, Depok, Sabtu (8/9) malam.
Kapolres Kota Depok, Kombespol Mulyadi Kaharni mengatakan, masyarakat bersama pengurus RT dan RW harus lebih peka terhadap hal-hal yang mencurigakan di sekitar mereka. "Peraturan 1x24 jam terhadap pendatang baru harus lebih dimaksimalkan," katanya pada wartawan, Ahad (9/9).
Mulyadi menjelaskan, masyarakat jangan terlalu mudah untuk memercayai warga yang hakikatnya pendatang baru, terlebih jika orang tersebut tampak tertutup. Jika terpantau adanya aktifitas keagamaan yang dinilai tidak biasa, warga bisa langsung melaporkanya pada pihak kepolisian.
Kabag Humas Polres Kota Depok, Aiptu Bagus Suwardi menyatakan, Bhayangkara Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkantibmas) dari pihak kepolisian di masing-masing kelurahan, dapat difungsikan menjadi pusat pengaduan masyarakat. Bagus menilai, sejauh ini pihak RT dan RW kurang responsif dalam mendata warga baru.
"Babinkantibnas juga harus dapat menggandeng warga," kata Bagus
Bagus menyatakan, dengan adanya kerjasama tersebut, maka pihak kepolisian dapat mendeteksi dini hal-hal terkecil sekalipun. Menurutnya, pihak kepolisian nantinya akan melakukan tindakan berupa investigasi langsung pada terduga.
"Selain itu, ada juga tindakan berupa penyamaran yang dilakukan oleh pihak intel, bila dianggap perlu," katanya.