REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Ledakan bom di Yayasan Yatim Piatu Pondok Biara, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat, disinyalir murni akibat kesalahan Anwar, korban yang menderita luka parah di lokasi kejadian. Keterangan itu didapat dari pihak kepolisian yang tidak ingin disebutkan namanya.
Sumber tersebut mengatakan ledakan terjadi ketika Anwar tengah meracik bom. Ia membuat bahan peledak dengan asam nitrat yang dicampur urea, bubuk belerang, dan aluminium. Campuran bahan yang berupa serbut itu dimasukkan ke dalam pembungkus berbahan plastik, setelah itu dimasukkan ke dalam tabung ukuran tiga kilogram yang sudah di modifikasi.
"Setelah terbentuk, tabung tersebut dimasukkan ke dalam tas ransel, yang rencana diledakkan di Mako Brimob Kwitang, pada saat apel Senin (10/9)," ungkap sumber tersebut di Jakarta, Senin (10/9).
Namun ketika benda itu dimasukkan ke dalam tas, terjadi kebocoran. Thorik yang berada di lokasi mengetahui ada kebocoran dari bau yang tercium. Bom kemudian diambil Anwar dan dibawa ke kamar mandi.
Anwar pun menyiram tabung itu berkali-kali. Thorik dan salah satu temannya sudah menyuruh Anwar meninggalkan bom tersebut. "Pelaku yang lain berlari keluar, dan dalam hitungan detik bom rakitan itu meledak," ujarnya.
Thorik awalnya dipersiapkan sebagai 'pengantin' yang datang ke Mako Brimob Kwitang. Selain Thorik dan Anwar, sejumlah orang berada di rumah yatim piatu itu yakni Iwan, Sofyan, Bram, dan Anton. Adapun pelaku lain yang tidak hadir pada saat kejadian adalah Yusuf dan Jodi.