Selasa 11 Sep 2012 05:57 WIB

PM Lebanon: Saya tidak akan Mundur

Najib Mikati, PM Lebanon
Foto: Worldnews
Najib Mikati, PM Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID, Najib Mikati, perdana menteri Lebanon saat menjawab pidato terbaru Saad Hariri yang menyinggung tergulingnya pemerintah mengatakan, "Saya tidak akan mengundurkan diri. Dan kepada mereka yang mengharapkan saya secepatnya mengundurkan diri, saya katakan pemerintah akan melanjutkan tugasnya hingga pemilu parlemen mendatang."

Seperti dilaporkan IRNA dari Beirut, Mikati Senin (10/9) mengatakan, mengingat kondisi negara saat ini, saya kesampingkan seluruh pikiran untuk mengundurkan diri yang terkadang disebarluaskan elite politik.

PM Lebanon seraya mengisyaratkan satu tahun lebih usia pemerintahannya mengatakan, dengan sedikit perenungan, saya berani katakan bahwan pemeritah saat ini bila di banding dengan kabinet sebelumnya kinerjanya lebih baik dan efektif. Meski mengalami banyak cobaan, kabinet yang saya pimpin ini masih dapat melanjutkan kerjanya.

Seraya mengisyaratkan konspirasi dan pengkhianatan sejumlah kubu Lebanon terhadap pemerintah, Mikati kepada rakyat mengatakan, "Mereka yang menyerang pemerintah bukan memikirkan kepentingan Lebanon. Mereka ini hanya memikirkan untuk berkuasa dan mengendalikan Lebanon. Bahkan jika saya mengundurkan diri, saya yakin sepenuhnya upaya mereka untuk berkuasa bukan hal mudah."

Perdana menteri Lebanon ini menyebutkan kerja sama aliansi dalam negeri dengan pemerintah termasuk Hizbullah. "Hizbullah hingga kini telah melakukan kerjasama terbaiknya dengan pemeirntah dan menteri dari kubu ini tercatat paling aktif di kabinet," tandas Mikati.

Mikati juga mengisyaratkan kerjasama dengan seluruh aliansi dalam negeri dan menjelaskan,"Pintu kerjasama pemerintah dengan Michel Aoun, ketua Partai Bebas Nasional melalui Menteri Energi, Gebran Bassil masih terbuka lebar. Saya pun memiliki kesepahaman secara langsung dengan Presiden Michel Sleiman dan tidak ada ganjalan dengan Nabih Berri, ketua parlemen," tegas Mikati.

Mikati juga mengisyaratkan peran pemerintah dan militer dalam menjaga serta mengontrol keamanan di wilayah perbatasan. Dikatakannya, militer Lebanon harus mengerahkan segenap kemampuannya untuk mencegah penyelundupan senjata dari negara ini ke Suriah. Hal ini bukan pekerjaan mudah, karena militer Suriah bila dibanding dengan militer Suriah memiliki fasilitas dan sarana lebih. Dengan keunggulan ini pun Suriah sampai saat ini belum mampu menjaga secara penuh wilayah perbatasannya.

Di kesempatan tersebut, perdana menteri Lebanon ini mengisyaratkan sejumlah insiden keamanan di berbagai wilayah perbatasan Lebanon dengan Suriah. "Pemerintah tidak boleh membiarkan pelanggaran militer Suriah yang memasuki wilayah Lebanon. Hal ini mengingat perbedaan besar antara Israel sebagai musuh bersama Lebanon dan Suriah. Hubungan kami dengan Suriah sangat dekat dan bersahabat serta masalah ini pula yang membuat Israel semakin memusuhi Beirut," tandas Mikati.

Saad Hariri, mantan perdana menteri Lebanon  hari Sabtu lalu saat diwawancarai Koran al-Hayat mengatakan, rakyat terkait masa depan neagra setelah tergulingnya pemerintah sangat khawatir, namun kami mengatakan kepada mereka, di saat kami berkuasa dan negara tengah menghadapi berbagai kendala, namun secara praktis kami tidak menyaksikan hal baru. Kami mengetahui ada kelompok bersenjata di Lebanon dan menentukan kebijakan terkait munculnya instabilitas nasional.

sumber : IRIB/IRNA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement