Selasa 11 Sep 2012 13:31 WIB

Fatwa Qardhawi tentang Qadha dan Qadar (1)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: wordpress.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Suatu pendapat mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada manusia sudah ditentukan sejak zaman azali.

Hal itu seperti masalah kematian, rezeki, keberuntungan, kegagalan, kebahagian dan kesengsaraan di dunia, sebagai ahli surga atau ahli neraka.

Kalau demikian halnya, apa arti usaha manusia? Apakah dokter dapat menyelamatkan manusia dari kematian? Apakah kerja keras, usaha yang terus-menerus, manajemen yang teratur dalam perdagangan atau pertanian ada hubungannya dengan penambahan rezeki? Apakah rezeki itu sudah ditentukan batas dan ukurannya, baik kita bekerja maupun bermalas-malasan?

Menurut Syekh Yusuf Qardhawi, sebetulnya tidak ada hal yang harus dibingungkan dalam masalah ini, karena Islam telah memberikan jawaban yang memadai, yaitu:

1. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini sudah ditulis dan dicatat sebelumnya. Hal ini sudah dimaklumi secara pasti dari Islam dengan tidak diragukan lagi, meskipun kita tidak mengetahui bagaimana cara penulisannya dan apa isi kitab yang memuat ketentuan itu.

Yang kita ketahui bahwa Allah SWT telah menciptakan alam semesta ini dengan bumi dan langitnya, dengan benda-benda mati dan makhluk hidupnya, sesuai dengan takdir (ketentuan azali) di sisi-Nya.

Allah menciptakan segala sesuatu dengan ilmu dan hitungan-Nya. Segala sesuatu di alam semesta ini terjadi sesuai dengan ilmu dan kehendak-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam Firman-Nya berikut ini;

"... tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kekal dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan semua tercatat dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Yunus: 61).

"... tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al-An’am: 59).

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid: 22).

sumber : Fatawa Al-Qardhawi
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement