REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin mempertanyakan penutupan rute penerbangan Garuda Indonesia Makassar-Singapura.
"Penerbangan ke Singapura saja kita anjlok, dulunya satu hari, kemudian empat hari sekali dan sekarang hilang. Ini dipertanyakan kenapa demikian," sebut Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin di Makassar, Selasa (11/9).
Ia mengatakan, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin merupakan bandara yang masuk dalam daftar penerbangan internasional dimana penumpang hampir didominasi orang Makassar dengan tujuan Singapura, lantas kenapa ditutup.
"Padahal orang makassar ke Singapura cukup banyak, kenapa sekarang ternyata rute Garuda harus hilang dipenerbangan Singapura, padahal ada penandatangan CoM lalu, ini sangat tidak mungkin dan ada sesuatu," ungkapnya.
Sebelumnya, Pemprov Sulsel dan Manajemen Changi Airport Singapura serta PT Garuda Indonesia telah memperkuat kerja sama promosi wisata seperti yang tertuang dalam Colaboration of Memorandum (CoM) yang ditandatangani Oktober 2011.
Kemudian belakangan diketahui pihak Garuda Indonesia menutup Rute Makassar-Singapura dengan menjadikan Balikpapan sebagai tempat transit menuju Singapura sehingga menjadi penerbangan tidak langsung Makassar-Balikpapan-Singapura. Alasan pihak Garuda Indonesia karena tingkat keterisian kursi (load factor) sangat kurang.
Dalam CoM itu disebutkan pihak Changi Airport PTE Ltd bertanggungjawab mempromosikan destinasi wisata Sulsel di Singapura, mengajak wisatawan melancong ke Sulsel, serta memudahkan komoditas asli masuk pasar Singapura.
Dan untuk PT Garuda Indonesia Persero akan bertanggungjawab melakukan promosi wisata di Singapura, perjalanan ke Sulsel, pencitraan melalui panflet tentang wisata Sulsel dan komoditas di Sulsel.
Sementara Pemprov Sulsel bertanggungjawab menyiapkan destinasi wisata, memperbaiki destinasi wisata yang telah ada dan menyiapkan komoditas andalannya yang akan dipasarkan ke Singapura.
Namun sangat disayangkan, semua kesepakatan tersebut tidak terealisasi dan terkesan bersifat seremoni dan mubazir sehingga semua pihak saling melempar dan tidak ada yang bertangungjawab.