REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat, Selasa (12/9), menyatakan mengecam serangan terhadap kompleks diplomatik Amerika di Kota Benghazi, Libya timur, dan menyatakan berbagai upaya dilancarkan dengan bantuan pemerintah Libya guna mengamankan kompleks itu, kata Departemen Luar Negeri di Washington.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland, sebagaimana dikutip Reuters, yang dipantau di Jakarta Rabu (12/9), mengatakan di dalam satu pernyataan, "Kami dapat mengkonfirmasi kantor kami di Benghazi, Libya, telah diserang oleh satu kelompok orang fanatik. Kami bekerjasama dengan pemerintah Libya sekarang guna mengamankan kompleks tersebut. Kami mengutuk sekeras-kerasnya serangan terhadap misi diplomatik kami ini.
Seorang anggota staf Amerika di Konsulat AS di Benghazi dilaporkan telah tewas setelah bentrokan sengit di kompleks itu, kata beberapa sumber keamanan Libya. Pernyataan Departemen Luar Negeri AS tersebut tak menyebut-nyebut adanya korban jiwa lain.
Aksi demo menentang peluncuran film yang isinya dianggap menghina Nabi Muhammad SAW digelar di depan Gedung Konsulat Amerika Serikat (AS) untuk Libya di Libya Timur pada Selasa, (11/9) malam waktu setempat. Aksi demo ini berujung ricuh.
Saksi mata mengatakan pengunjuk rasa menyerang dan membakar gedung konsulat tersebut. Sementara itu, pasukan keamanan berusaha mengamankan lokasi dan akhirnya bentrokan tidak dapat terhindarkan. Dalam bentrokan itu, granat dari roket juga ditembakkan ke gedung tersebut.
Film yang dianggap 'anti-Islam' ini juga mendapat kecaman dari organisasi dan lembaga Kristen di Mesir. Mereka ikut menghimbau warga untuk menentangpembuatan film tersebut.