REPUBLIKA.CO.ID, Tabligh resmi yang digaungkan Syekh Maulana Ilyas bergerak mulai dari kalangan bawah, kemudian merangkul seluruh masyarakat Muslim tanpa memandang tingkatan sosial dan ekonominya.
Tujuan yang ingin dicapai mereka hanya satu, yakni untuk menjadikan kaum Muslim menjalankan perintah agamanya tanpa memandang asal-usul mazhab atau aliran pengikutnya.
Dalam waktu kurang dari dua dekade, Jamaah Tabligh berhasil di kawasan Asia Selatan dan terus berkembang luas hingga ke wilayah Asia Barat Daya, Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Jamaah Tabligh pun berhasil menjadi gerakan dakwah Islam yang transnasional.
Jamaah Tabligh mudah masuk ke berbagai negara di dunia, karena gerakan ini menjauhkan diri dari dunia politik dan kontroversi-kontroversi politis. Yang lebih menarik, metode dakwah yang digunakan Syekh Maulana Ilyas untuk menyeru manusia kepada Islam terbilang sederhana.
Caranya, dengan mengorganisasi unit-unit tabligh yang terdiri atas sekurang-kurangnya sepuluh orang dan mengirim mereka ke berbagai kampung. Unit-unit tabligh itu, dikenal sebagai halaqah (kelompok). Mereka akan mengunjungi sebuah kampung, mengundang kaum Muslim setempat untuk berkumpul di masjid atau suatu tempat pertemuan lainnya.
Dakwah Jamaah Tabligh berhasil menjangkau semua negara di dunia berkat ketulusan dan kesederhanaan jamaahnya, serta pesan-pesan dakwahnya yang nonkontroversial dan nonsektarian. Tak hanya itu, Jamaah Tabligh unggul dari sisi daya pikat personal para juru dakwahnya.
Jamaah Tabligh pun sampai ke Indonesia. Gerakan dakwan itu masuk ke Tanah Air pada 1952. Gerakan dakwah itu dibawa ke nusantara oleh para imigran Muslim asal Asia Selatan. Gerakan dakwah itu mulai berkembang pada 1974. Sejak awal 1990-an, Jamaah Tablig sudah menjangkau 27 provinsi di Indonesia.