REPUBLIKA.CO.ID, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton meyakini serangan yang mematikan Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens (52) bukan berasal dari pasukan pemerintah atau rakyat Libya.
Serangan yang meliputi penembakan dan pelemparan bom itu ia duga kuat dilakukan satu kelompok kecil bersenjata yang merupakan pengikut Alqaidah, demikian dilansir Reuters.
Serangan itu menurutnya didalangi dan dilakoni pengikut Alqaidah, Ansar al-Sharia, yang diketahui aktif di Benghazi. Kawanan penyerang yang dikatakan Clinton kejam itu disebutnya meliputi warga suku asli setempat, milisi, dan orang-orang bersenjata.
Keterangan dan kronologi persis serangan di perwakilan Amerika Serikat di Benghazi itu belum jelas benar. Namun Clinton menegaskan serangan itu bukan oleh pasukan pemerintah Libya ataupun rakyat negara bekas dipimpin Muammar Ghaddafi itu.
Masih belum jelas benar bagaimana serangan di Benghazi itu bisa terjadi dan diatur, atau bagaimana pengamanan bisa "lepas" sehingga menewaskan Stevens.
Stevens tewas bersama tiga warga AS lainnya saat aksi unjuk rasa di Kedubes AS di Libya berujung bentrok pada Selasa (12/9). Massa datang untuk memrotes "Innocence of Muslims", film yang isinya dinilai telah menghina Nabi Muhammad SAW.