Kamis 13 Sep 2012 16:25 WIB

Memuliakan Perempuan

  Anak balita minum susu disamping ibunya saat pelaksanaan shalat Idul Fitri di Manila, Filipina, Ahad (19/8). (Cheryl Ravelo/Reuters)
Anak balita minum susu disamping ibunya saat pelaksanaan shalat Idul Fitri di Manila, Filipina, Ahad (19/8). (Cheryl Ravelo/Reuters)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustadz Toto Tasmara

Ibu adalah sosok perempuan yang menjadi pusat kerinduan anak-anaknya yang cemas karena berpisah atau tersesat saat asyik bermain yang melalaikan. Seperti planet dan galaksi, mereka merindukan matahari. Bagaikan liku-liku perjalanan panjang, seperti sungai yang merindukan pertemuannya dengan samudra. Perempuan adalah samudra cinta, tempat segala resah dihapus damai dalam pelukannya.

Kaum perempuan adalah pepohonan yang rindang di padang gersang. Para musafir lelah melepas penat didekap keteduhan bayangannya. Laksana bunga yang merekah, ia menebarkan wewangian pesona jiwa yang menenteramkan.

Karena itu, jangan engkau rusak putik-putik bunga itu, karena mereka akan tersenyum membuka rahasia keindahannya. Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik di antara kamu sekalian adalah suami yang menghormati istrinya.” Karena itu pula Rasul menyeru, agar setiap hati kaum pria memandang perempuan yang akan mendampinginya sebagai istri sebagai amanah suci dari Allah.

Bila engkau menyia-nyiakan dan menzalimi istrimu, sesungguhnya engkau sedang menantang amarah langit yang akan segera mengirimkan badainya. Merobek dan mencabik siapa pun yang menyakiti hati perempuan ciptaan Ilahi yang paling lembut.

Jagalah hati dan lidah seorang istri, karena dalam getaran hati yang terucap maupun tidak, ada doa di dalamnya. Karena perempuanlah, seseorang akan melambung-menjulang meniti karier dan menapaki kehidupan mulia.

Tetapi, karena perempuan itu pula, manusia tersungkur hancur, menapaki rasa pedih dan kemudian tersisih. Bagaikan samudera yang bergelora dan tak pernah kering, perempuan menjadi sumber inspirasi. Pelengkap mimpi-mimpi para pecinta, goresan pena para pujangga.

Sering kali kita menyaksikan, betapa banyak seseorang sukses dalam kariernya karena ada hati perempuan saleh yang senantiasa berdoa untuknya. Sebaliknya, betapa banyak manusia terjungkal dari pendakiannya, karena ia telah menyia-nyiakan atau bahkan melukai sebongkah hati yang lembut dan bersemayam di jantung perempuan.

Pada suatu saat ada seorang sahabat yang mengeluh karena semua anaknya terlahir sebagai perempuan maka Rasul bersabda, “Jika ada yang mempunyai anak perempuan saja, kemudian ia memeliharanya dengan sebaik-baiknya, anak perempuan itu akan menjadi penangkal dirinya dari api neraka.” (HR Muslim).

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah bersabda, “Samakan di antara anak-anakmu dalam hal pemberian. Kalau sekiranya saya sendiri yang akan melebih-lebihkan, maka tentulah anak yang perempuan yang saya lebihkan.” (HR Thabrani dari al-Khatib).

Maka, hormati dan berlakulah lemah lembut pada perempuan. “Jangan engkau paksa anak-anak perempuan, mereka adalah bunga yang mahal harganya.” (HR Ahmad dan Thabrani). Dunia itu adalah perhiasan, tetapi ada perhiasan yang paling mulia, yaitu perempuan yang dijaga dan menjaga diri (salehah).

Tengoklah sejarah, betapa Islam menempatkan kedudukan perempuan sebagai makhluk mulia dan memiliki peran sama pentingnya dengan kaum pria. Maka, tempatkanlah rasa hormat kepada perempuan, jangan melecehkannya. Wallahu a’lam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement