REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama, Suryadharma Ali, meminta masyarakat Islam, khususnya di Indonesia tidak terprovokasi dan melakukan tindakan anarkis dalam menyikapi film "Innocence Muslim" (Anti-Islam), film yang diproduksi oleh seorang warga Amerika keturunan Yahudi bernama Sam Belice.
Ia menuturkan, bisa jadi kemunculan film merupakan upaya dari pihak lain untuk mengadu domba, memecah belah dan mendeskreditkan Islam.
"Saya berharap masyarakat muslim dalam negeri dapat berhati-hati dalam merespon film tersebut," ujarnya saat ditemui di Gedung Parlemen Jakarta, Kamis (13/9).
Dia berharap, hal yang terjadi di Libya tidak terjadi di Indonesia, di mana aksi unjuk rasa menyebabkan tewasnya Duta Besar AS untuk Libya, Christopher Stevens.
"Islam itu mengajarkan kasih sayang, jadi yang berbuat kerusakan, itu sesungguhnya yang bersangkutan harus belajar dengan baik,"jelas Suryadharma.
Dia juga berharap Menkominfo lebih memperketat kemungkinan masuknya film-film yang mengandung unsur sadisme, kekerasan dan hasutan antaragama yang dapat menimbulkan keresahan dan reaksi keras di masyarakat.
"Kami bergarap Menteri Kominfo bisa lebih memproteksi, selektif lagi, agar film-film yang menyebarkan kebencian antarsesama dapat di bendung, tidak masuk ke dalam negeri," harap Ketua Umum PPP ini.